Habib Husein Jafar al-Hadar mengajak masyarakat, khususnya umat Islam, untuk merenungi hakikat New Normal. Pemahaman kita tentang normal dan tidak normal harus dikaji ulang, dibuat secara presisi di masa Pandemi Covid-19 saat ini.
"Karena apa yang kita sebut dengan normal bisa jadi tidak normal, dan begitu sebaliknya," kata Habib Husein.
Hal itu diungkapkannya, saat Halal Bihalal di Pusdatin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Jakarta, Senin 8 Juni 2020.
Dalam halal bihalal tersebut, Habib Husein Jafar al-Hadar (habib muda, pendakwah milenial), diikuti seluruh jajaran staf Pusdatin Kemdikbud serta beberapa praktisi pendidikan tanah air. Termasuk di antaranya, M. Hasan Chabibie, Plt Ketua Pusdatin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Menurut Habib Husein, kadang apa yang kita cintai itu belum tentu baik di mata Allah, dan kadang apa yang kita benci belum tentu buruk di mata Allah.
Misalnya, kita menganggap setelah Ramadhan itu normal. Padahal, yang normal dan baik menurut Allah yaitu suasana Ramadhan, yang malamnya kita habiskan untuk beribadah sedangkan siangnya untuk bekerja," jelas Habib Husein, pendakwah milenial dan konten kreator di Channel Youtube Jeda Nulis.
Dalam pandangan Habib Husein, "meski di tengah pandemi, kita merasa tidak normal. Tapi bisa jadi dalam beberapa hal justru itu kenormalan yang sesungguhnya."
Habib Husein Jafar al-Hadar mengajak kita semua untuk merenungi makna New Normal dan hakikat kehidupan kita.
Pada kesempatan itu, M. Hasan Chabibie mengingatkan, menghadapi era New Normal, praktisi pendidikan harus siap untuk pembelajaran daring yang berkelanjutan. Keberlangsungan dunia pendidikan tidak bisa dihalangan dalam situasi apapun, termasuk adanya pandemi Covid-19.
Menurutnya, pendidik, siswa dan orang tua siswa harus siap dengan pola baru, dengan cara saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang mencerdaskan sekaligus memerdekaan siswa.
"Pusdatin Kemdikbud selama situasi pandemi kemarin, itu tidak berdiam diri. Saya berterima kasih kepada teman-teman yang terus bekerja keras dalam diseminasi konten-konten digital," terang Hasan Chabibie, yang juga Plt Ketua Umum Mahasiswa Ahlut Thariqah an-Nahdliyyah (MATAN).
Hasan Chabibie menjelaskan bahwa manusia harus merenungi ulang target-target hidupnya, mana yang penting mana yang kurang penting.
"Saya mengajak kepada semua untuk merevisi kebanggaan-kebanggaan artifisial yang selama ini kita miliki. Karena kita ternyata tidak berdaya di hadapan sebuah virus kecil bernama Corona," jelas Hasan.
"Maka, di bulan Syawal ini kita selayaknya membangun kita kehidupan kita dengan melepaskan egoisme dan kebanggaan-kebanggaan artifisial yang semu itu," ungkap Hasan Chabibie.
