KH. Ahmad Zakki Fuad Abdillah (Ahad malam senin, 7 Maret 2021) mendorong kader-kader NU untuk aktif dalam dakwah digital.
Hal ini dilakukan dalam rangka mengimbangi dakwah digital yang dilakukan oleh kelompok non-NU yang selalu mengebom amaliah warga NU dengan term minor: bid'ah, takhayyul, dan khurafat.
Fenomena Gus Baha' seyogianya menginspirasi kader-kader NU untuk memanfaatkan internet dengan segala fasilitasnya untuk menyebarkan doktrin Aswaja Nahdliyyah yang diyakini kebenarannya.
Gus Baha' lewat dakwah digitalnya mampu mengimbangi dakwah digital kaum salafi. Bahkan mereka minder dan berpikir ulang ketika mau mengebom amaliah warga NU, seperti tahlil, ziarah kubur, dan lain-lain. Hujjah Gus Baha' yang sangat kuat dari al-Qur'an, hadis, fiqh, ushul fiqh dan sejarah membuat kelompok non-NU tidak berani menampakkan muka seperti dulu.
Kader-kader NU sangat banyak dengan background keilmuan yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Maka, sunnah hasanah (tradisi baik) yang dilakukan Gus Baha' seyogianya diikuti kader-kader NU yang lain dalam rangka menyebarkan paham Aswaja Nahdliyyah kepada seluruh umat manusia.
Mentalitas malu tampil di publik harus diakhiri karena realitas dunia modern yang stigmatik menuntut kader-kader NU menampakkan hujjah kepada publik untuk mempertahankan kebenaran yang diyakini. Sebagaimana hadis Nabi yang dikutip KH. Ali Ma'shum dalam kitab Hujjatu Ahlissunnah Wal Jama'ah bahwa jika terjadi banyak bid'ah, maka orang alim harus menampakkan ilmunya dan jika tidak akan mendapat laknat Allah, maka kader-kader NU sudah waktunya mengoptimalkan dakwah digital untuk menjangkau publik secara luas.
Banyak sekali warga NU yang menunggu petuah-petuah yang sarat ilmu dan kebijaksanaan dari kader-kader NU yang ada di pesantren, perguruan tinggi, dan lain-lain untuk mencerahkan keilmuan, membeningkan spiritual, dan memantapkan akidah dari serangan kelompok non-NU yang selalu mengebom paham dan amaliah warga NU dengan stigma negatif. Wallahu A'lamu Bish- Shawab.
Berkah, amiin.