Sering kita mendengar seseorang memanggil orang lain, terlebih saat yang dipanggil menggunakan kopiah putih, dengan panggilan Pak Haji. Seperti saat di pasar, ketika penjual melihat sang pembeli menggunakan kopiah putih atau kerudung, maka untuk mengambil hati pembeli, penjual memanggilnya dengan Pak Haji atau Bu Haji.
Lalu, bagaimana pandangan Islam terkait panggilan ini jika ternyata yang dipanggil adalah orang yang belum melaksanakan ibadah haji? Hal ini dijelaskan oleh Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam sebuah video yang diunggah kanal Youtube NU Online, Jumat (9/6/2023).
Menurut pendapat Madzhab Imam Syafi’i, jika panggilan haji tersebut diberikan kepada orang yang belum berhaji maka hal itu tidak diperbolehkan. Mengutip Syekh Ali Syibramalisi, panggilan penghormatan haji dalam arti ibadah haji terhadap orang yang jelas-jelas belum melaksanakan ibadah haji diharamkan karena itu merupakan panggilan dusta.
Tetapi jika panggilan Pak Haji atau Bu Haji diartikan secara harfiah, yaitu orang yang menuju sebuah tujuan, hal itu tidak diharamkan karena bukan sebuah kedustaan.
“Haji itu kan artinya mengunjungi. Orang yang menuju bermaksud menuju. Nah, kalau itu diartikan secara harfiah seperti misalnya orang yang sedang bergegas menuju masjid atau mushala untuk melaksanakan shalat jamaah, itu tidak masalah,” katanya.
Menurutnya, selain memiliki makna harfiah, panggilan haji di tengah masyarakat juga sering diartikan sebagai bentuk berbaik sangka (husnudzan) bahwa orang tersebut sudah berhaji. Selain panggilan tersebut merupakan wujud doa agar seseorang bisa segera naik haji.
“Saya kira panggilan Haji ini tidak terlalu banyak diperkarakan di masyarakat. Tetapi penting bagi kita untuk mengetahui hukumnya secara jelas,” ungkapnya.
“Kalaupun tidak seperti itu (yang dipanggil belum haji) maka kita menggunakan husnuzan atau bagian dari doa. Saya kira itu baik-baik saja meskipun yang bersangkutan memang belum haji,” pungkasnya.
Terkait dengan ibadah haji, dalam artikel NU Online berjudul 'Ibadah Haji dengan Tujuan Ingin Dipanggil Pak Haji', diingatkan agar orang yang melaksanakan ibadah haji harus meluruskan niat bukan karena untuk dipanggil Pak Haji atau Bu Haji. Jika ini niat ingin dipanggil demikian, maka ini menunjukkan bahwa dirinya tidak ikhlas dalam beribadah, dan pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa dari ibadah hajinya.
Syekh az-Zarnuji dalam kitabnya menjelaskan tentang amal ibadah yang sekilas terlihat akhirat (berpahala), namun menjadi perbuatan dunia saja dan tidak berpahala disebabkan niat yang jelek. Sebaliknya, banyak amal perbuatan yang sekilas tampak berupa perbuatan dunia (tidak berpahala), namun menjadi perbuatan akhirat disebabkan niat yang benar.
Sumber : NU Online