Kalimat Benar Untuk Tujuan Salah - HWMI.or.id

Sunday 5 July 2020

Kalimat Benar Untuk Tujuan Salah



Jangan sampai terkecoh dan terpedaya dengan ulah kelompok radikal yang dalam merekrut anggotanya dan memuluskan agendanya menggunakan istilah-istilah Islam (secara umum). Istilah-istilah Islam sengaja dicatut dan diklaim sebagai agendanya, yang digunakan sebagai pengecoh umat Islam awam agar terpedaya dengan agenda terselubungnya.

Diantara istilah-istilah Islam (untuk Islam umum) adalah bendera bertulis kalimat tauhid (al-Liwa dan ar-Rayah), istilah Syariah dan istilah Khilafah. Al-Liwa dan ar-Rayah memang benar pernah Rasulullah memakainya. Namun dalam memakainya, niat yang ada pada Rasulullah berbeda dengan niat yang ada pada orang-orang HTI. Jika Rasulullah berniat tulus demi perjuangan dan marwah Islam. Namun bagi HTI sebaliknya, berdera hitam putih bertulis kalinat tauhid tersebut dipakai untuk tujuan merebut jabatan kekuasaan politik.

Sebagai seorang muslim memang harus mengerjakan Syariat Islam. Bahkan pelaksanaan syariat inilah yang membedakan antara seorang muslim dan non muslim. Namun syariah yang dimaksud HTI beda dengan syariah dalam Islam. Sehingga bisa dikatakan bahwa syariah yang digembar-gemborkan HTI itu bukan syariah Islam (umumnya) tapi syariah ala HTI atau syariah modifikasi HTI.

Begitupun tentang khilafah. Istilah khilafah adalah fakta sejarah, yang memang pernah dilaksanakan para Sahabat dan para tokoh Islam ketika itu. Namun khilafah yang dipahami dan dijalankan para khulafaur rasyidin, berbeda dengan khilafah yang dipahami HTI. Sehingga cara penyebutan istilah khilafah yang digagas Taqiyudin an-Nabhani perlu divedakan dengan khilafah asli.milik Islam (khilafah ala minhajin nubuwwah). Untuk itu agar tidak jumbuh, tidak kabur makna maka khilafah HTI perlu ditambahi istilah "ala" HTI.

Jadi KHILAFAH (saja, tanpa embel-embel) berbeda dengan KHILAFAH ala HTI.

Disamping HTI mempilitisasi bendera tauhid, mereka juga mempolitisasi istilah Syariah dan Khilafah. Padahal itu kalimat genuin (asli) "hak paten" Islam, bukan milik sektarian kelompok tertentu, misal HTI. Anehnya HTI mencatut dan mengklaim milik kelompoknya. Nyata HTI telah ghoshob barang milik Islam.

Sepertinya HTI sengaja mengambil istilah-istilah umum Islam, demi memuluskan agenda politik sektariannya. Dengan tujuan, siapa yang menghambat kelompoknya dikondisikan sebagai penghambat Islam. Sengaja distel, siapa yang memusuhi HTI, akan dicap memusuhi Islam. Jika ini dibiarkan maka HTI akan mengklaim diri sebagai representasi Islam. Bahkan bisa jadi akan mengangkat dirinya sebagai Jubir Islam. Jika ini terjadi maka tunggulah kehancuran Islam dan negeri ini.

(Nun Alqolam)

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda