Kehilangan Tanah Air - HWMI.or.id

Monday 13 July 2020

Kehilangan Tanah Air


Radikalisme di BUMN, ada disekolah2 dan dimana saja sudah tidak heran lagi, di Telkomsel ada orang2 radikal, dbanyak Instansi pemerintah ada orang radikal, demikian juga disekolah2/kampus, masjid/surau/mushola diinstansi pemerintah, diuniversitas yg mana pengajiannya banyak dikuasai kaum radikal sudah tidak heran lagi, semua ini karena pengkaderan radikalisme sudah berlangsung lama, mereka gencar melakukan kaderisasi/mencuci otak kpd semua pengikutnya dan mereka bisa berkembang biak karena terjadi pembiaran dari semua pihak dan sekarang Presiden Jokowi yg memikul warisan beratnya beban radikalisme ini. Kita sudah darurat radikalisme.

Radikalisme dinegara kita sudah berlangsung lama, paham ingin mendirikan negara agama dinegara kita itu sudah berlangsung lama, sebelum HTI masuk ke Indonesia, DI/TII telah dideklarasikan pd 7 Agustus 1949 oleh Kartosoewirjo.
Pengkaderan/kaderisasi HTI itu sudah berlangsung lama, meskipun direzim Orba HTI menjadi gerakan bawah tanah tetapi mereka gencar meneyebarkan pahamnya kpd Mahasiswa, dll. HTI masuk ke Indonesia pd th 1983an oleh Abdurrahman Al Baghdadi, seorang aktivis HT Australia yg berasal dari Yordania, yg bertujuan menyebarkan paham HT di Indonesia, dia dtg ke Bogor utk mengajar dipondok pesantren Al Ghazali, kemudian masjid Al Ghifari IPB Bogor dijadikan tempat penyemaian ide2 HT ( Hizbut Tahrir ), ide negara khilafah kepada mahasiswa. Pada era 90an ide2 dakwah HTI merambah kemasyarakat, melalui aktivitas dakwah dimasjid, perkantoran, perusahaan dan perumahan.
Pada Jan 2017, beredar video yg isinya mengenai sumpah mahasiswa Indonesia dari berbagai perguruan tinggi yg tergabung dlm Badan Koordinasi Lembaga dakwah kampus 
( BKLDK ), divideo yg diunggah pd 30 Maret 2016 itu tercatat 3500 mahasiswa yg menggelar simposium nasional dikampus IPB Dermaga Bogor, 3500 mahasiswa ini bersumpah untuk tegaknya negara khilafah.
Tentunya ribuan mahasiswa khilafah ini sekarang sudah tamat kuliah, kemana mereka sekarang dgn paham radikal khilafahnya ? bisa jadi sebagian dari mereka tersebar diberbagai instansi pemerintah yg kembali menyebarkan paham khilafah. Pengkaderan/kaderisasi yg gencar ini kpd mahasiswa dan elemen masyarakat bukanlah rahasia lagi, wacana keagamaan dikalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ( PTN ) saat ini sebagian besar dikuasai oleh kelompok tarbiyah dan eks HTI yg bertransformasi menjadi aktivis gerakan tarbiyah.

Sejak reformasi, HTI bebas sebebasnya menyebarkan paham khilafah yg didukung dana yg besar, pendanaan HTI berasal dari Timur Tengah, namun dana itu ditransfer menggunakan rekening dari London dan menggelar acara/kegiatan apa saja HTI mendapat ijin resmi, seperti :
- Pada Maret 2002, untuk pertama kalinya HTI menyerukan kekhilafahan islam lewat Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Istora Senayan, tidak kurang dari 5000 orang menghadiri dan bendera khilafahpun banyak berkibar.
- Sukses pd th 2002 kemudian HTI berlanjut dgn kegiatan aksi demo menentang penyerangan AS terhadap Afghanistan.
- Pada sidang tahunan MPR 2002 HTI berhasil menggelar Long March yg diikuti 12.000. kader dan simpatisan pada sidang tahunan MPR, menuntut penerapan syariat islam.
- Pada 29 Feb 2004, HTI kembali menggelar Long March dari Monas kebundaran Hotel Indonesia dgn melibatkan 20.000. anggota dgn agenda penegakan syariat islam dan khilafah.
- Pada12 Agustus 2007, HTI menggelar Khilafah Internasional di GBK JKT yg dihadiri sekitar 80 ribu massa.
- 2 Juni 2013 HTI didaulat menjadi tuan rumah Konferensi Khilafah Internasional di GBK, yang dihadiri 100 ribuan simpatisan HTI.
- HTI diperkirakan memiliki anggota maupun simpatisan hingga satu juta orang. HTI mengklaim memiliki cabang di 330 Kabupaten dan Kota yg tersebar diseluruh provinsi.
HTI memiliki beberapa media utk penyebaran paham khilafah seperti : Tabloid Media Umat, majalah Al Wa'ei ( sampai sekarang masih ada) , Buletin Jum'at Al Islam ( skrg berganti nama menjadi Kaffah ).

- Kehilangan tanah air, ormas radikal yg mau  mendirikan negara agama/khilafah itu bukan hanya HTI, ada banyak yg lainnya juga dan jika terjadi pembiaran dan menganggap enteng keberadaan mereka, mereka akan terus berkembang biak yg anak2 kecil terus mereka kaderisasi, maka jika mereka berhasil menguasai negeri ini maka bisa dipastikan kita akan kehilangan tanah air.
- Kehilangan tanah air, belajar dari Afghanistan, Suriah, Libya, Yaman dan Irak, meskipun negara mereka masih ada tetapi mereka telah kehilangan tanah air, konflik bersenjata, perang saudara, perebutan kekuasaan yg sebagian besar bertopeng agama, rakyatnya banyak yg mati, banyak yg ngungsi kenegara lain dan merekapun kehilangan tanah air.
- Kehilangan tanah air, orang baik tdk boleh diam atau netral, jika orang baik tidak berani melawan maka jgn heran jika negara kita akan seperti Afghanistan, Suriah, Libya, Yaman, Irak dan kitapun akan kehilangan tanah air.

Kita tidak boleh kehilangan tanah air,
Kita tidak boleh takut,
Kita lawan mereka,
Demi Indonesia tercinta.

SALAM DAMAI.
ROF SIN.
🇲🇨💚🙏💙🇲🇨

Sumber:https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=308525396857875&id=100031012505833

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda