Ceritakan Ketertarikannya pada NU, Pemuda Ini Masuk Islam Dituntun Kiai Misbah
Ketua Muallaf Center Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Misbahul Munir Kholil menuntun Rangga Putra Sembiring memeluk agama Islam, Jum’at (15/1/21) di Gedung PBNU lantai 6, Jakarta Pusat. Dengan tulus dan ikhlas ia memilih Islam sebagai agamanya.
Kiai Misbah menuturkan kepada Rangga menjadi muslim itu hidayah/hadiah, hadiah pemberian dari Allah Swt, karena masuk Islam dengan kemauan sendiri. “Karena itu bersyukur kepada Allah Swt dan ini merupakan nikmat yang paling besar yang Allah berikan kepada mas Rangga,” ujar Kiai Misbah dengan ramah.
Saat ditanya kenapa memilih melalui Nahdlatul Ulama (NU), Rangga menjawab. “Karena selama ini ikut belajar sendiri, melihat youtube Gus Baha, Gus Miftah, saya sering denger ceramahnya jadi terpanggil saya,” ujarnya menceritakan.
“Saya dari jaman sekolah di SMP dan di SMA saya pengurus OSIS, dia (calon istri) ketua OSIS saya ketua keagamaan, lingkungan kerja saya, tempat tinggal saya, sahabat sahabat saya, semuanya yang muslim. Saya melihatnya itu indah dan tidak memandang apapun, kita semua saudara. Saya melihatnya seperti itu, tanpa memandang apapun,” tuturnya menceritakan ketertarikannya dengan Islam.
Ia pun mengaku, tahun lalu ia mencoba puasa, “Artinya saya sudah terpanggil, hal ini banyak yang hanya bisa disampaikan dengan hati, tidak dengan kata kata,” ujarnya dengan haru.
Menanggapi hal itu Kiai Misbah memberikan penjelasan untuk memantapkan keIslaman Rangga, “Jadi mas, Arsy itu berguncang ketika ada orang membaca syahadat. Karena ketika ada orang yang membaca syahadat Arsy itu bergetar. Itulah yang saya sebut dengan hidayah,” terang Kiai yang juga Direktur Aswaja Center PBNI ini.
Rangga Putra Sembiring yang tinggal di Depok Jawa Barat lahir pada 18 Mei 1988 yang sebelumnya beragaa kristen mengaku tidak dipaksa oleh siapapun saat memilih Islam melalui jalan NU, karena menurutnya ulama dan Kiai Nahdlatul Ulama itu moderat. Prosesi pembacaan syahadat Rangga dipimpin oleh Kiai Misbah sekaligus dengan doa dan pembacaan Alfatihah. Prosesi pembacaan syahadat disaksikan oleh dua orang yaitu Yusep Ahmad dan Faqih Ulwan.
“Alhamdulillah dengan kalimat itu mas Rangga menjadi muslim, hanya dengan kalimat lailahaillah muhammad rasulullah, passwordnya itu. Demikian mas Rangga sebelum mas Rangga muslim puasa sholat belum menjadi kewajiban tetapi sekarang setelah masuk Islam menjadi wajib, pintunya terbuka,” tutur Kiai Misbah.
Hal ini merupakan mukallaf artinya muslim diharuskan untuk melaksanakan kewajiban sebagai muslim seperti sholat zakat puasa, dan haji. Sholat itu merupakan tiang agama, kata Kiai Misbah, jadi sebisanya harus dimaksimalkan jadi apabila sholat bagus maka yang lain jadi bagus.
Prinsip Fikih itu intinya di Alfatihah, bacanya harus jelas. Kiai Misbah juga berpesan agar jangan sampai salah memilih guru, pilihlah guru yang mengajarkan Islam dengan ramah dan damai seperti kiai kiai di Nahdlatul Ulama.
Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersyukur kepada Allah Swt yang telah menunjukan kita kepada Islam dan andaikan Allah tidak memberikan hidayah belum tentu bisa masuk Islam. “Tetapi kalau hidayah, yasudah dengan senang hati dan tidak ada paksaan, ini semua karena Allah Swt dan akan kekal. InsyaAllah karena Allah tidak ada batasnya, berbeda dengan karena manusia, terbatas,” sambung Kiai Misbah.
Seusai membaca dua kalimat syahadat, Kiai Misbah memberikan sertifikat masuk Islam dari Lembaga Dakwah PBNU. Rangga sangat berterimakasih dan terharu sekali telah diterima dengan baik di PBNU. Prosesi masuk Islam dihadiri oleh sahabat, sepupu, calon istri, dan kakaknya. (fqh/dakwahnu.id)