Perjuangan Hidup KH. Maimoen Zubair - HWMI.or.id

Tuesday 31 August 2021

Perjuangan Hidup KH. Maimoen Zubair

Perjuangan Hidup Kiai Maimoen Zubair

Para santri ponpes Al-Anwar Sarang Rembang setelah pereode tahun 2000 banyak menyaksikan kehidupan Mbah Moen yang sudah lumayan mapan secara ekonomi. Tetapi apakah kehidupan beliau tiba-tiba saja mapan.?

“Tentu tidak”, kehidupan beliau terutama dalam kehidupan berkeluarga juga dimulai dari nol.

Pernah pada suatu malam Idul Fitri, Mbah Maimoen Zubair sama sekali tidak mempunyai beras untuk digunakan zakat fitrah dan bahkan tidak mempunyai uang sedikit pun untuk sekedar membeli jajan idul fitri, sedangkan waktu itu putra-putri beliau masih kecil-kecil.

Malam hari raya itu berjalan sampai pertengahan, dengan tetap tanpa ada yang membantu. Setelah pertengahan malam Mbah Moen melakukan sholat Tahajjud. Dalam sholat itu, beliau membaca berulang-ulang surat Al-Waqi'ah.

Pertolongan Dari Sang Maha Kuasa seringkali datang pada waktu seseorang sudah sangat terpepet dan seolah-olah sudah putus asa. Dan pertolongan itu datang pada waktu yang tepat.

Pada saat Shubuh tiba, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah beliau. Orang itu datang dengan membawa beras yang cukup untuk zakat fitrah, dan membawa sesuatu yang cukup digunakan untuk membeli jajan dan kebutuhan Idul Fitri.

Mbah Moen juga bercerita dulu pada tahun 60-an makanan sehari-hari beliau dan keluarga adalah “sredek”, ketela pohon yang diparut kemudian di keringkan agar awet. Parutan ketela itu kemudian di masukan kukus, setelah matang kemudian di campur dengan parutan kelapa.

Saat masa kecil dulu, putra Mbah Maimoen yang sekarang menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen dan adiknya, Gus Idror Maimoen, seringkali sarapan dengan nasi putih dan lauk telor setengah matang yang di kasih kecap. Padahal waktu itu sudah memasuki tahun 80-an. Sang ibunda mengatakan bahwa makanan itu dapat menambah kecerdasan anak.

Gus Taj Yasin juga bercerita bahwa dulu juga sering membantu ibunda membuat es lilin untuk di jual.

Khususon untuk Mbah Maimoen Zubair, Al-Fatihah 🤲🤲

Foto📸: Mbah Kiai Haji Maimoen Zubair, di ndalem beliau (ketika masih usia paruhbaya)

*Islam Nusantara

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda