![]() |
| Upacara HGN 2025 di MI Nurul Huda 1 Kota Malang |
Pada kesempatan ini, Ustadz Muh. Fauzi, S.Ag., M.Pd. hadir sebagai pembina upacara mewakili Ketua PERGUNU Kota Malang, Dr. H. Syamsuddin, M.Pd., yang berhalangan hadir karena tugas kedinasan. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan apresiasi atas kekompakan dan kedisiplinan seluruh civitas akademika MI Nurul Huda 1 dalam menghayati makna Hari Guru Nasional.
Ilmu sebagai Fondasi Kehidupan
Mengawali sambutan, Ustadz Fauzi menyampaikan pesan inspiratif melalui hadis Rasulullah SAW:
“Kun ‘aliman aw muta’alliman aw mustami’an aw muhibban, wa la takun khomisan fatahlik.”
Jadilah orang yang berilmu, penuntut ilmu, pendengar ilmu, atau pecinta ilmu. Jangan menjadi yang kelima, niscaya engkau akan celaka.” (HR. Baihaqi).
Pesan tersebut diperkuat dengan hadis lain:
“Man aradad dunya fa’alaihi bil ‘ilmi… Barang siapa menginginkan kebaikan dunia maupun akhirat, maka hendaklah mencarinya dengan ilmu.” (HR. Thabrani).
Beliau menekankan bahwa ilmu adalah cahaya, dan guru merupakan penjaga serta penyampai cahaya tersebut bagi generasi bangsa.
Guru sebagai Teladan dan Penggerak Cinta
Dalam tema nasional “Merawat Indonesia dengan Cinta”, Ustadz Fauzi mengajak seluruh guru melakukan tadjdîdun niyat—meluruskan niat dalam mendidik agar ilmu yang diberikan menjadi berkah dan bermakna.
Beliau juga mengutip pesan Dr. Zakiyah Daradjat, bahwa tugas guru bukan sekadar mentransfer ilmu, namun juga menjadi teladan dalam akhlak, kecintaan kepada Allah, bangsa, dan sesama.
“Guru hebat melahirkan generasi hebat. Karena itu, profesionalitas guru harus terus ditumbuhkan,” ujarnya, sembari mengapresiasi peran organisasi profesi seperti PGRI dan Pergunu dalam peningkatan mutu pendidikan.
![]() |
| Dokumen : Ustadz Fauzi (Pergunu) bersama Guru MI Nurul Huda 1 Kota Malang dalam Upacara HGN 2025 |
Pembelajaran Berbasis Cinta dan Teknologi
Tak hanya itu, beliau juga mengingatkan pentingnya guru untuk terus belajar dan beradaptasi, khususnya dalam pemanfaatan teknologi agar pembelajaran semakin menarik dan relevan. Hal ini sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang mulai dijalankan di madrasah.
Beliau berharap guru mampu memahami dan menghargai keunikan setiap peserta didik, baik dari karakter, latar belakang, maupun kondisi psikologisnya. Pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran dinilai sangat penting agar setiap siswa dapat berkembang sesuai potensinya.
Akhir Sambutan dan Harapan
Di penutup amanatnya, Ustadz Fauzi menyampaikan harapan agar MI Nurul Huda 1 Kota Malang terus menjadi lembaga pendidikan yang melahirkan generasi cerdas, berkarakter, dan penuh cinta.
“Semoga semangat Hari Guru Nasional ini menjadi energi baru bagi para pendidik untuk terus mengajar dengan hati, menuntun dengan cinta, dan mencetak generasi penerus bangsa yang unggul.”
Upacara kemudian ditutup dengan doa dan persembahan penghormatan khusus bagi para guru, disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta.

