OPOP Malang 2026: Pacu Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Halal Nasional - HWMI.or.id

Sunday, 30 November 2025

OPOP Malang 2026: Pacu Pesantren Jadi Kekuatan Ekonomi Halal Nasional

Dokumen : Musyawarah Kerja One Pesantren One Produk (OPOP) Kota Malang
MALANG – Program One Pesantren One Product (OPOP) Kota Malang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk tahun 2026 di Pondok Pesantren Darun Nun, Sabtu (29/11/2025) malam. Agenda strategis ini menandai komitmen memperkuat peran pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai lokomotif kemandirian ekonomi umat.

Rakor yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB ini dihadiri oleh jajaran pengurus OPOP, perwakilan dari puluhan pesantren, serta sejumlah dinas terkait, membentuk sinergi lintas sektor untuk memacu pengembangan ekonomi berbasis pesantren.

Dari Kitab Kuning ke Kitab Bisnis

Dalam sambutannya, Kyai Halimi Zuhdy, Pengasuh Ponpes Darun Nun, menyambut hangat dan bangga atas terpilihnya pesantrennya sebagai tuan rumah. “Kami sangat senang sekali, Darun Nun menjadi tempat Rakor OPOP 2026. Karena santri kami tidak hanya belajar kitab kuning, tapi juga kitab bisnis,” ujarnya, disambut antusias para peserta.

Pernyataan ini sejalan dengan visi yang disampaikan Sekretaris OPOP Malang, Wahyu Widodo. Ia menegaskan, pesantren masa kini harus menjadi ruang tumbuhnya kemandirian ekonomi. “Santri perlu dididik untuk mampu membaca peluang, menciptakan usaha, dan bermanfaat bagi masyarakat. Ilmu agama harus berjalan seiring dengan kemampuan berproduksi dan berwirausaha,” tegas Wahyu.

Tiga Pilar Utama untuk Cetak Santri Mandiri

Rakor ini secara tegas memetakan arah pengembangan OPOP 2026 melalui tiga pilar utama yang saling berkaitan:

1. Santripreneur: Fokus pada pembinaan santri agar memiliki keterampilan usaha langsung dan mampu menghasilkan produk bernilai jual.

2. Pesantrenpreneur: Pengembangan unit usaha dan koperasi pesantren agar lembaga tersebut mandiri secara finansial dan berdaya saing.

3. Sosiopreneur: Pemberdayaan alumni pesantren untuk berperan luas dalam membangun ekonomi masyarakat, mengubah lulusan pesantren menjadi agen perubahan di tengah komunitas.

Melalui trilogi pilar ini, lulusan pesantren diharapkan tidak hanya menjadi pendidik agama, tetapi juga pionir usaha dan penggerak ekonomi kerakyatan.

Sinergi Konkret dengan Pemerintah Daerah

Pertemuan ini tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi telah melahirkan komitmen kolaborasi yang lebih kuat dengan pemerintah daerah. Beberapa program pendampingan yang akan segera dijalankan mencakup:

· Pelatihan pengolahan pangan.

· Penguatan pemasaran produk pesantren.

· Program urban farming dan budidaya ikan air tawar.

· Pengelolaan maggot (belatung) dari limbah makanan sebagai pakan ternak berkelanjutan.

Program-program nyata ini dirancang agar pesantren lebih adaptif, produktif, dan siap bersaing di dunia usaha.

Menuju Pesantren Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Rakor OPOP Malang 2026 di Pondok Darun Nun menjadi langkah strategis untuk membangun kemandirian ekonomi dan pemberdayaan santri secara sistematis. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, tahun 2026 diharapkan menjadi momentum akselerasi bagi pesantren untuk “naik kelas”, berdaya saing tinggi, dan melahirkan generasi santri yang tidak hanya alim dalam agama, tetapi juga mandiri dan siap berkarya untuk kemaslahatan umat. Pesantren pun siap diposisikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi halal yang berkualitas di Indonesia.

Narahubung yang hadir dalam rakor antara lain: KH. Halimi Zuhdy (Pengasuh Darun Nun), Ahmad Zain Fuad, M.Pd., perwakilan Bappeda (Agung), Alif Bahrul Maghfiroh, Wahyudi Widodo (Sekretaris OPOP), Rosyidi, Gus Nurul Yaqin, Ibu Elfi (Dinas Ketahanan Pangan), dan Gus Solihin (PP Alhayatul). Turut hadir para santri dan tim Nun Business Center (NBC).

Pewarta : Zain

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda