Antara Konsistensi NU Membela Dan Mempertahankan Pancasila Dan Taqiyah Para Tokoh Khilafah - HWMI.or.id

Tuesday 16 June 2020

Antara Konsistensi NU Membela Dan Mempertahankan Pancasila Dan Taqiyah Para Tokoh Khilafah


NU Baik secara organisatoris maupun personalits masih mempuyai ghirah untuk mempertahankan Pancasila, setelah NU organisasi kedua adalah Muhammadiyah secara organisatoris Alhamdulillah kelihatan masih punya iktikad mempertahankan eksistensi nilai dan lambang Pancasila. Namun secara personaltas belum saya ketahui analisis representatif yang bisa diketahui. Jadi kedua organisasi ini harus dipertahankan dalam rangka merawat Pancasila dan NKRI.

Semua sudah paham bahwa PKI dan dan komunisme itu terlarang dan berbahaya kita wajib menjauhi maka muncullah Pancasila sebagai tameng dan menghadang paham tersebut. Bahkan yang harus dijauhi hari ini adalah faham khilafahisme dan radikalisme yang putensi menghancurkan Nasionalisme. 

Tak perlu mempertanyakan kredibilitas NU dan para kiyainya tentang loyalitasnya terhadap Pancasila. Tak perlu meragukannya sikap konsistensi NU mulai dari lahirnya sampai sekarang terhadap Pancasila dalam membangun ideologi kebangsaan untuk bangsa dan merawat NKRI ini. 

Legalitas NU terhadap Pancasila telah lama diwujudkan dengan Dawam dan Istiqomah. Sikap interested pada Pancasila warga NU  merupakan implementasi dari doktrinasi dari para Masyayih yang mengajarkan entitas nilai kebangsaan dan nasionalisme tanah air.

Boleh dikatakan NU itu sudah "nekek" dalam membela dan mempertahankan otoritas nilai Pancasila mulai dari terciptanya lambang negera ini sampai konsekuensi yuridis Pancasila sebagai falsafah dan dan Idiologi negara.

Para Ulama NU tidak tidak gembor gembor seperti pengasong khilafah layaknya pahlawan kesiangan seperti Shomad dan Bahtiar Nashir dan Din Syamsuddin Hidayat Nurwahid dan kawan kawanya katanya ingin menyelamatkan Pancasila pada momentum politis ini. 

Mereka sebenarnya dedengkot yang dulu sering melegitimasi dan menggaungkan eksistensi kebenaran khilafah sebagai dasar negara di berbagai mimbar bahkan khotbahnya. Realitas itu tidak mungkin bisa diingkari oleh siapa saja bahwa orang awampun mampu mendeteksi rekam jejaknya.

Lalu mengapa mereka hari dan momentum perubahan RUU berubah pernyataan dan ucapanya ?  saya tidak menyatakan mereka berubah pikiran karena atara pikiran serta pandangannya, tidak mungkin sama dengan ucapannya, saya yakin walaupun mereka seakan membela Pancasila namun mereka masih tetap khilafah hatinya karena itulah konsep otak Missi dan fikiranya.

Andapun jika cerdas Anda akan tahu bagaimana tidak ! Mereka menjadikan isu komonusme atau PKI sebagaimana kambing hitam menyelamatkan Pancasila lalu dengan secara halus membangun frame frame opini untuk mendelegitimasi bahkan menghakimi pemerintah dengan paksa menunjukkan kepada publik bahwa ini lhoo pemerintah telah tersusipi dengan paham komunis serta bertentangan Pancasila.

Tujuan akhirnya adalah pelengseran personalitas presiden sebagai wakil dari keterpurukannya pemerintah dan klimaksnya adalah kudeta paham sampai di sini ! Sebuah dramatisasi yang tidak pernah dibayangkan publik dan akan menimbulkan prahara besar jika itu benar-benar terjadi.

Mengapa mereka cepat berubah atau pancasilais dan "lamis lambe atau rog rog asem ( Bahasa Jawa) tidak stabil mempertahankan keyakinan Idiologi negara dari ngomong bela khilafah lalu serta merta ngomong menyelamatkan Pancasila ? Inilah taqiyah mereka inilah misi tarjet mereka.

Tak usah kita ragukan lagi isu PKI dan komunisme adalah merupakan batu loncatan empuk sebenarnya. Karena tidak ada cara lain yang efektif. Anda juga harus tahu bahwa sebagian dari para pejuang pejuang kesiangan itu tidak lepas dari jejaring gerakan terlarang yakni HTI dan rekam jejaknya digitalnya masih ada dan tidak terhapus di sepanjang masa.

Kembali ke alam fikiran NU dan para kiyai serta Masyayihnya. Bagaimana Kiyai Wahab Hasbullah dan para kiyai NU lainnya menerima asas tunggal Pancasila ? Butuh proses panjang intinya bahwa Pancasila adalah ideologi selaras dengan konsep dan implementasi dasar kebangsaan dalam hal ini bangsa Indonesia. 

Dan warga NU yang benar benar NU akan memahami dan mengamini kenyataan historis konsep para kiyai dan pendahulunya.  Jika ada yang mengaku NU dan tidak mengikuti konsep yang ditelurkan oleh para Masyayih dan kiyai pendahulunya artinya ia telah berpisah dan berpindah dari tebing satu ketebinng lainya untuk memisahkan diri denga para guru dan Masyayihnya.

Alhasil tulisan ini hanya mengharapkan jangan sampai khawatir dan takut boleh terhadap isu itu namun jangan ada delusi bahkan halusinasi PKI komunisme sebagai alat pemantik Menuduh pemerintah ini.  yang keberadaannya isu isu itu sebenarnya seperti bayangan semu ata Wewe gombel di dalam imajinasi anak kecil dan memunculkan ketakutan yang tak beralasan dan tak berarti.

NU tegas dalan tanggapan bahwasanya Pancasila adalah bermuaranya dan bertepi pada konsensus kebangsaan, dan pro kontra yang politis itu harus segera diakhiri, pemerintah dan DPR harus fokus pada persoalan pandemi hingga selesai karena ini adalah kemaslahatan dan keselamatan warga negara dan bangsa, lepas apakah konspirasi atau tidak realitanya adalah sebuah hasil ada yang terjangkit bahkan ada yang mati. 

Semoga NKRI Jaya dan Indonesia aman sentosa.

Lamongan Syawal 20

Penulis : Abdullah Faizin

Bagikan artikel ini

1 comment