Banser, TNI Dan Penumpasan PKI - HWMI.or.id

Saturday 13 June 2020

Banser, TNI Dan Penumpasan PKI


Banser, TNI Dan Penumpasan PKI


Banser , TNI Dan Penumpasan PKI

Oleh: Imron Rosyadi Hamid
(Satkornas Banser, Mantan Sekretaris PW GP. Ansor Jawa Timur)

Alfian Tanjung yang pernah dihukum penjara karena memfitnah Presiden Jokowi sebagai antek PKI, kini melakukan fitnah kembali dengan sasaran tembak lain : TNI dan Banser.  

Melalui video yang beredar luas di media sosial, ia mengatakan bahwa hanya TNI  yang pensiun yang berani melawan gerakan komunisme dan anak dari tokoh-tokoh PKI masa lalu kini banyak yang menjadi pengurus Banser dengan tanpa menyebut data yang valid. 

Tulisan ini ingin menjelaskan _standing position_ Banser NU sebagai bagian dari Gerakan Pemuda Ansor terhadap TNI dalam penumpasan gerakan komunisme di masa lalu dan hubungan kerjasama Keluarga Besar NU - termasuk Banser - dengan TNI yang terpelihara dengan baik hingga hari ini.

Dalam Konferensi Sejarah Nasional Tahun 2001, Sejarawan Tri Chandra Aprianto, pernah membuat _highlight_ hubungan Banser dan TNI dalam sebuah paragraf khusus di bagian tengah makalahnya: NU, Banser dan Militer dengan mengulas keterkaitan pidato Pangkostrad Jendral Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1965 dengan Instruksi Ketua GP. Ansor Chamid Widjaya tanggal 3 Oktober 1965 yang meminta anggota Ansor dan Banser membantu TNI AD dalam rangka memulihkan ketertiban nasional (Dok. Arsip Nasional). 

Instruksi Ketua Ansor itu memiliki hubungan dengan peristiwa sehari sebelumnya: pengangkatan Subchan ZE, tokoh muda NU sebagai Ketua KAP (Ketua Aksi Penggayangan) Gestapu dalam sebuah rapat yang dipimpin oleh Brigjen TNI Sutjipto (Kepala Bagian Politik Komando Tinggi/Koti TNI)  di Mabes Kostrad tanggal 2 Oktober 1965. (Crouch, 1986). Dalam perkembangannya, pengkaderan Banser di berbagai daerah selalu melibatkan unsur militer. 

Bahkan pengkaderan Banser di Malang mendapatkan pembinaan secara serius dari kalangan militer (RPKAD dan Reiders) setelah kedatangan Brigjend TNI Sullam Samsun dan Mayor Jusuf Ontowiryo dari RPKAD (Agus Sunyoto, 1986). 

Perjalanan Banser sejak era Orde Baru hingga sekarang, proses pengkaderannya selalu melibatkan unsur pelatih dari kalangan TNI / Polri dan biasanya dilakukan oleh satuan pembina desa dari Koramil atau Polsek setempat. 

Bahkan untuk Kader Banser Pimpinan Nasional di era Kepemimpinan Nusron Wahid pernah dilakukan di Markas TNI Cilangkap.
Menurut data terakhir, keberadaan Anggota Banser di Seluruh Indonesia mencapai 6-7 juta dan merupakan potensi strategis bangsa karena dalam tubuh Banser mengalir semangat kecintaan terhadap Pancasila, UUD 1945, dan kebhinekaan Indonesia. 
 
Kalau sekarang ada yang melakukan fitnah dengan mengatakan bahwa Banser disusupi anak-anak keturunan PKI maka itu hanya bagian dari _hidden agenda_ untuk membenturkan' Banser dengan TNI - Polri agar tujuan-tujuan politik jangka pendek atau target politik lain mereka bisa tercapai. 

Tetapi fitnahan dan upaya semacam itu akan sia-sia karena sejatinya Ansor dan Banser selalu di belakang TNI-Polri dalam membantu menjaga NKRI dari rongrongan kekuatan yang anti Pancasila dan UUD 1945.

Wallahua'lambisshowab

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda