Menjawab Kekeliruan KH Rokhmat S Labib - HWMI.or.id

Wednesday 24 June 2020

Menjawab Kekeliruan KH Rokhmat S Labib




MENJAWAB KEKELIRUAN KH ROKHMAT S LABIB

Dia adalah seorang tokoh HTI, berkata:
“Negara ini memiliki SDA yang melimpah, namun rakyatnya banyak yang kekurangan, utangnya menggunung, APBN-nya terus defisit, korupsi kian menggurita, kriminalitas juga semakin parah. Semua itu akibat penerapan Sekulerisme-Kapitalisme.

Lalu mengapa yang terus disudutkan dan diserang adalah Khilafah? Padahal Khilafah sama sekali tak punya andil atas berbagai masalah tersebut. Saatnya berfikir jernih”

Jawaban saya:



Kesalahan-kesalahan KH Rokhmat S. Labib adalah:
1. Menganggap bahwa ideologi yang dipakai di Indonesia adalah ideologi Sekulerisme-Kapitalisme. Padahal ideologi Indonesia adalah ideologi Pancasila, bukan sekulerisme-kapitalisme. Walau tak menutup kemungkinan itu dilaksanakan oknum per oknum, namun bukan berarti sekulerisme-kapitalisme sebagai ideologi resmi Indonesia. Dengan demikian menuduh Indonesia berpaham sekulerisme-liberalisme sehingga harus diganti dengan khilafah adalah pikiran sempin nan picik. Dari sini kelihatan si Rokhmat tidak paham apa itu liberalisme-kapitalisme dan apa itu Pancasila?

2. Yang bikin di Indonesia rakyatnya banyak yang kekurangan, utangnya menggunung, APBN-nya terus defisit, korupsi kian menggurita, kriminalitas juga semakin parah, dsb, bukan disebabkan karena ideologi negara Pancasila. Tapi karena Indoneia dipegang oleh penguasa yang tidak menerapkan Pancasila, justru dekat dengan paham sekulerisme-kapitalisme yaitu Amerika. Ini terjadi selama 32 tahun, Indonesia dikuasai Orba. Artinya selama pemerintahan Orba, bungkusnya saja Pancasila namun pelaksanaannya cenderung ke kapitalisme-liberalisme. Dengan kata lain, Pancasila belum dilaksanakan dengan sepenuhnya. Namun jika Pancasila dilaksanakan secara murni dan konsekuen, insya Allah akan berjalan dengan baik. Nah, disinilah kesalahan si Rokhmat yang kesekian kalinya, menuduh Pancasila sebagai biang kerok kerusakan di negeri ini, sehingga dia bernafsu menggantinya dengan khilafah ala HTI. Ingat ala HTI.

3. Indonesia bisa diperbaiki dari kemiskinan, hutang, defisit, korupsi kriminalits, dsb, jika Pancasila dilaksanakan dengan baik. Untuk itu jualan khilafah ala HTI harus dibuang jauh-jauh.

4. Ketahuilah bahwa kemiskinan, hutang, defisit, korupsi kriminalits, dsb itu hanya membuat Indonesia bocor, tapi jika khilafah ala HTI diterapkan di Indonesia maka sama dengan menghilangkan Indonesia (ganti system). Pilih mana, BOCOR atau HILANG? Pilih mana celengan bocor atau celengan hilang? Orang yang waras tentu pilih yang bocor saja, karena bocor masih bisa diperbaiki. Namun jika hilang, apanya yang diperbaiki? Intinya khilafah lebih berbahaya dibanding keadaan yang ada saat ini. Pilihlah sesuatu yang resikonya lebih kecil. Pilih yang terbaik diantara yang terjelek.

5. Sekali lagi, khilafah ala HTI itu beda dengan khilafah ala minhajin nubuwwah. Jika khilafah ala minhajin nubuwwah yang diterapkan pada masa Sahabat khulafaur rasyidin memang membikin negara menjadi aman, tenteram dan adil. Namun tidak dengan khilafah ala HTI, yang justru akan membuat negara kacau, konflik anatar anak bangsa, perang saudara, baik antar Islam versus Kristen maupun Islam moderat lawan Islam radikal. Mengapa khilafah ala HTI bisa membikin kacau? Karena HTI tujuannya mengambil alih kekuasaan bukan tulus berjuang demi Islam.

(Nun Alqolam)

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda