Syeikh Nawawi Al Bantani Maha Guru Para Ulama - HWMI.or.id

Sunday 14 June 2020

Syeikh Nawawi Al Bantani Maha Guru Para Ulama




Syeikh Nawawi AL Bantani Maha Guru Para Ulama

Jika ada ulama Indonesia paling berpengaruh dalam sejarah Islam di Indonesia dan pernah memiliki kedudukan Mulia dalam sejarah pengaruh Islam dunia maka orang tersebut adalah Syeikh Nawawi Al Bantani.

Nama beliau adalah Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi, al-Bantani, al-Jawi.

Sebutan al-Bantani berasal dari kata Banten, karena beliau terlahir di Banten tepatnya di Padaleman, Tanara Serang, Banten pada 1230 H/1813 M.

Ayah beliau Umar Syekh Arabi adalah seorang tokoh agama yang sangat disegani dan masih punya hubungan nasab dengan Maulana Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati (Cirebon).

Pada usia 15 tahun, Nawawi muda pergi belajar ke Tanah Suci Mekkah, ia menunaikan haji sekaligus menuntut ilmu pada para ulama di Masjidil Haram.

Di antara guru beliau adalah Sayid Ahmad Nahrawi, Sayyid Ahmad Dhimyati, Ahmad Zaini Dahlan, Muhammad Khatib al-Hambali.

Setelah berguru dengan beberapa guru di Makkah, Syaikh Nawawi melanjutkan belajarnya ke Mesir dan Syam (Syiria).

Syeikh An Nawawi kakek buyut dari KH Mar’ruf Amin ini adalah ulama yang dikenal rendah hati, cerdas dan luas kedalaman ilmunya.

Kemampuannya itu yang kemudian menjadikannya diangkat menjadi Imam Besar Masjidil Haram oleh Kesultanan Ottoman. Sebuah jabatan agung yang tak banyak diamanahkan kepada para alim ulama di dunia.

Syekh Nawawi Al-Bantani juga adalah satu dari tiga ulama Indonesia yang mengajar di Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukarramah pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dua yang lain ialah muridnya, Ahmad Khatib Minangkabau dan Syekh Mahfudz Termas.

Semakin dewasa, ilmunya yang makin bertambah digunakannya untuk mengajar di Masjidil Haram.

Murid-murid yang pernah diajarkannya, namanya juga santer tumbuh menjadi ulama besar di Indonesia dan jazirah nusantara.

Diantaranya ; KH Hasyim Asyari (pendiri NU), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Thahir Jamalauddin (Singapura), Abdulkarim Amrullah (Sumbar), Syekhana Chalil (Bangkalan), KH Asyari (Bawean), KH Tb Asnawi (Caringin Banten), KH Ilyas (Kragilan Banten), KH Saleh Darat (Semarang), KH Najihun (Tangerang), KH Abdul Ghaffar (Tirtayasa Serang), KH Tb Bakri (Sempur Purwakarta), KH Dawud (Perak Malaysia) dsb.

Kemasyhuran Syeikh Nawawi yang wafat sekitar tahun 1897 itu sampai kini masih banyak jejaknya.

Hampir semua kitabnya hingga kini masih dipelajari di pesantren, diantaranya dalam rumpun ilmu kalam, ilmu fiqh, akhlaq dan tasawuf, hingga tafsir.

Dalam bidang Ilmu Kalam, Syaikh Nawawi menulis kitab _Fathul Majid_ (1298 H), _Tijn ad-Darari_ (1301 H), _Kasyafatus Syaja_ (1292 H), _an-Nahjatul Jadidah_ (1303 H), _Dazariatul Yaqin alaummil Barahil_ (1317 H), _ar-Risalah al-Jamiah baina Ushuluddin wal-Fiqh wat-Tasawuf_ (1292 H), _ats-Tsimar al-Yani’ah_ (1299 H), _Nur ad-Dhalam_ (1329 H). 

Dalam bidang Fiqh karya Nawawi diantaranya _at-Tausyeh_ (1314 H), _Sulam al-Munajat_ (1297 H), _Nihayatuz Zayn_ (1297 H), _Mirqat as-Shu’ud at-Tashdiq_ (1297 H), _Uqud al-Lujjain fi Bayani Huquq az-Zaujain_ (1297 H), _Qutul Habib al-Gharib_ (1301 H).

Karya Syaikh Nawawi dalam bidang tafsir berjudul _at-Tafsir al-Munir li Ma’alim al-Tanzil_ (_Tafsir Marah Labib_).

Syekh Nawawi Al-Bantani mendapatkan gelar _Sayyidu Ulama’ al-Hijaz_ yang berarti Sesepuh Ulama Hijaz atau Guru dari Ulama Hijaz atau Akar dari Ulama Hijaz.

Yang menarik dari gelar di atas adalah beliau tidak hanya mendapatkan gelar _Sayyidu ‘Ulama al-Indonesi_ sehingga bermakna, bahwa kealiman beliau diakui di semenanjung Arabia, apalagi di tanah airnya sendiri. 

Selain itu, beliau juga mendapat gelar _al-imam wa al-fahm al-mudaqqiq_ yang berarti Tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam. Snouck Hourgronje sejarawan Islam asal Belanda bahkan memberi gelar “Doktor Teologi” untuk Syeikh Nawawi Al Bantani.

#AlBantani

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda