Azmatkhan, Marga Keturunan Nabi tapi Bukan Bergelar Habib - HWMI.or.id

Sunday 31 October 2021

Azmatkhan, Marga Keturunan Nabi tapi Bukan Bergelar Habib

Azmatkhan, Marga Keturunan Nabi tapi Bukan Bergelar Habib

Dikutip dari dakwahnu.id, Selama ini kita mungkin hanya tahu kalau gelar keturunan nabi atau dzuriah nabi adalah habib. Tapi ternyata ada lagi marga yang jarang diketahui khalayak .

Kalau mendengar Syech pasti orang sudah tahu kalau itu adalah gelar untuk ulama besar yang sangat dihormati.Tapi yang perlu dicatat bahwa habib itu bukan marga, tapi gelar kehormatan. Para habib belum tentu azmatkhan, tapi para azmatkhan pasti habib. Karena arti habib sendiri adalah yang dicintai atau dikasihi, sebagaimana nabi Muhammad diberi gelar kekasih Allah.

Mari kita pelajari bersama di artikel kali ini. Kita akan kupas siapa marga keturunan nabi yang dimaksud dan siapa saja orang Indonesia yang punya gelar itu.

Adalah Azmatkhan marga yang dimaksud, (bahasa Arab: عظمات خان; Transliterasi: Aẓamāt Khān) al-Husaini, juga dieja Azmat Khan, al-Azhamatkhan atau al-Azhamat Chan (bahasa Urdu: عظمت خان) adalah salah satu marga komunitas Hadramaut yang banyak tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Nama Azmatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu, Azmat yang berarti mulia atau terhormat; dan Khan yang memiliki arti komandan, pemimpin, atau penguasa. Mereka merupakan keturunan dari Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Alawi Ammul Faqih, keturunan Husain bin Ali. Sayyid Abdul Malik berimigrasi dari Hadhramaut ke India pada abad ke-14 Masehi, lebih awal dari para imigran lain dari Hadhramaut (baca: habib ).

Sayyid Abdul Malik kemudian menikahi putri bangsawan Nasirabad dan mendapatkan gelar “Azmat Khan”. Gelar “Khan” diberikan oleh bangsawan Nasirabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain.

Selain itu, mereka menyematkan gelar “Azmat” yang berarti “mulia” karena Abdul Malik berasal dari garis keturunan sayyid. Keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai patronimik sampai hari ini.

Sayyid Abdul Malik lahir di kota Qasam, Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah”, karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadhramaut untuk berdakwah.

Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Azmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo) adalah dari Qabilah Ba’Alawi asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di nusantara dalam rangka penyebaran Islam.

Karena sejarah panjang perkawinan silang yang ekstensif, terutama dengan bangsawan lokal, kebanyakan dari keturunan Azmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat. Tentu ini agak berbeda dengan marga habib yang umumnya menikah dengan keturunan nabi juga ( baca: syarifah ).

Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Azmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Tubagus, Masagus, Masayu, Kemas, atau Nyimas. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Azmatkhan pada saat bersamaan, bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.

Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Azmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.

Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Azmatkhan adalah Kesultanan Banten, Kesultanan Palembang, Kesultanan Pajang, dan Kerajaan Sumedang Larang. Sedangkan di Kerajaan ada Champa, Kerajaan Pattani, Kesultanan Kelantan, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak, para keturunan Azmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.

Untuk mencatat dan mempertahankan silsilah keluarga Azmatkhan, para habaib Azmatkhan sedunia mendirikan Lembaga Asyraf Azmatkhan Ahlulbait Internasional, sebuah organisasi nasab internasional yang bertujuan untuk mencatat silsilah setiap keturunan Muhammad datuk dari seluruh sayyid.

Berikut adalah para habib dari marga azmatkhan yang ada di Indonesia:

1. Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini – tokoh agama, leluhur Walisongo.

2. Syekh Datuk Kahfi – tokoh agama

3. Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) – tokoh agama

4. Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan – Sunan Gresik, tokoh agama

5. Raden Rahmat Azmatkhan – Sunan Ampel, tokoh agama

6. Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan – Sunan Bonang, tokoh agama

7. Raden Qasim Azmatkhan – Sunan Drajat, tokoh agama

8. Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan – Sunan Kudus, tokoh agama

9. Maulana Ishaq Azmatkhan – Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton

10. Raden Said Azmatkhan – Sunan Kalijaga, tokoh agama

11. Raden Umar Said Azmatkhan – Sunan Muria, tokoh agama

12. Syarif Hidayatullah Azmatkhan – Sunan Gunung Jati, tokoh agama

13. Syekh Nawawi al-Bantani – ulama, imam Masjidil Haram

14. Syekh Raden Asnawi, Kudus – ulama

15. Syekh Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri (Mama Sempur) – ulama

16. K.H. Hasan Asy’ari – ulama

17. K.H. Hasan Asy’ari – ulama

18. K.H. Hasan Genggong – ulama, pimpinan Pesantren Zainul Hasan Genggong

19. K.H. Tubagus Muhammad Falak Abbas (Mama Falak) – ulama

20. Abuya Dimyathi al-Bantani – ulama

21. Abuya Muhtadi Dimyathi – ulama

22. K.H. Ma’ruf Amin – ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU – wakil presiden

23. K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur ) – ulama , presiden RI ke 4

24. K.H. Said Aqil Siradj[16][17] – ulama, Ketua Umum PBNU

25. Shohibul Faroji – ulama, mursyid,syekh, mufti.

Silsilah Gus Dur, Tokoh kerajaan dari marga Azmatkhan:

1. Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan – raja Champa

2. Maulana Hasanuddin dari Banten – raja Banten pertama

3. ri Susuhunan Abdurrahman – raja Palembang pertama

4. Prabu Geusan Ulun (Pangeran Angkawijaya) – raja Sumedang Larang Islam pertama

5. Pati Unus – raja Demak kedua

6. Fatahillah – Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta

7. Pangeran Tubagus Angke – Pangeran Jayakarta II

8. Syarif Muhammad ash-Shafiuddin dari Banten – Sultan Banten sekarang

Pejuang dan pahlawan nasional dari marga Azmatkhan:

1. Ageng Tirtayasa dari Banten – sultan Banten, Pahlawan Nasional Indonesia

2. Sultan Mahmud Badaruddin II – sultan Palembang, pahlawan nasional

3. Radin Inten II – pahlawan nasional

4. Hasyim Asy’ari- pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama

5. Ahmad Dahlan – pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah

6. As’ad Samsul Arifin – pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul ‘Ulama

7. Wahid Hasyim – pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama

8. Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani – pejuang, residen Banten

Kini, gelar Azmatkhan sudah tidak banyak diketahui orang karena para tokohnya memang tidak menyematkan marga di namanya dan karena mereka sudah menikah dengan pribumi dan mendapat gelar seperti kiai haji, raden atau tubagus . Sangat susah kita mendapatkan orang yang masih menggunakan gelar terhormat syech ini.

Tapi meskipun begitu , tetap ada wadah atau organisasi yang mencatat atau mendata para dzuriah nabi ini seperti halnya Rabithah Alawiah yang mewadahi para habib dinegri ini.

Wallahu’alam.

Semoga bermanfaat,

Wassallamu’allaikum.

Sumber :

Library: Habib Luthfi bin Yahya (Wikipedia)

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda