NU Merangkul GAM Kepelukan NKRI (Catatan Afton dari cerita sahabat Thamrin) - HWMI.or.id

Tuesday 7 July 2020

NU Merangkul GAM Kepelukan NKRI (Catatan Afton dari cerita sahabat Thamrin)



Saat Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diawal memimpin Indonesia (tahun 2000 - 2003), bersama Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dari PP Al-Hikam Malang dan Ketua FKB MPR KH Yusuf Muhammad dari PP Darus Sholah Jember menaklukan GAM sehingga dapat kembali kepelukan NKRI.

Saat itu, awalnya Presiden Gus Dur dan PBNU menugaskan 2 wasekjen, Ir H Thamrin Jasin MP dari Jember (mantan dosen UIJ dan dimutasi jadi dosen Unmuh) dan Dr H Andi Jamaro dari Sulsel, turun keliling Aceh selama 3 bulan nemui para kyai-kyai. Sekitar 500 lebih kyai yg ditemui kedua utusan PBNU tsb yg ternyata disambut ramah dan tangan terbuka karena password "sesama warga NU". Bahkan beliau mengawal keamanan utusan dan membuka jalan untuk dapat menemui kyai-kyai lainnya.

"Para kyai itu mayoritas mengakui sbg pengikut GAM, sehingga logis bila tokoh yg dihormati oleh rakyat Aceh yaitu kyai Dayah (pesantren) ikut GAM maka GAM jadi kuat selama ini karena dukungan kyai-kyai", kata mas Thamrin putra Ketua PCNU Jember era 1960-an KH Ali bin Jasin, yg juga a/n pemilik Kantor NU jln Semeru 5 Jember yg lalu ditukar guling jadi Kantor NU muka Kantor MAN 1 sekarang.

Uniknya saat ditunjukkan KARTANU para utusan tsb, para kyai itu mengaku sbg warga NU (walaupun tak punya Kartanu) dan  wajib taat kpd NU sbg wasiat dari leluhur dan gurunya sejak dulu yg harus dipatuhi.

Para kyai Aceh juga baru faham bahwa Presiden Gus Dur adalah ulama Ketua Umum PBNU dan cucunya Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy'ari. Diplomasi Kartanu berhasil membelokkan kiblat semula ke HAM pindah kepelukan NKRI.

Berikutnya, Gus Yus (panggilan akrab KH Yusuf Muhammad) sbg Wakil Ketua Pansus, bersama Pansus DPR mensosialisasikan RUU Aceh Nanggroe Darussalam kepada para kyai-kyai dan tokoh Aceh.
Mestinya sbg jubir adalah Prof Sahetapi (PDIP) sbg Ketua Pansus, tetapi enggan krn ancaman bom dan granat yg membuat ciut nyalinya.
Presiden Gus Dur kpd Gus Yus beri saran singkat: "cak, sampean terangno kitabe Imam Mawardi wae" utk menguraikan RUU tsb..
Ternyata pidato Gus Yus memukau dan berhasil meyakinkan para kyai dan tokoh Aceh ttg pentingnya NKRI dan RUU tsb.

Menjelang Muktamar NU di Lirboyo Kediri, rombongan kyai-kyai Dayah Aceh sekitar 500 orang study banding ttg pondok pesantren, kampus universitas NU dan rumah sakit NU yg membuat terpesona beliau, shg ?merasakan aroma "ikut NKRI dan NU menjadikan pondok pesantren, kampus perguruan tinggi dan rumah sakit NU makmur dan terkelola profesional sehingga bermanfaat kepada rakyat".

Pada saat Pembukaan Muktamar, para kyai Dayah itu berbaiat kpd Presiden Gus Dur utk setia kpd NU dan NKRI.

Sungguh luar biasa perjuangan diplomasi tokoh-tokoh PBNU walaupun sayangnya tak ada yg mendokumentasikan dalam sejarahnya.
Pada saat Presiden SBY dan wapres Jusuf Kalla menggantikan presiden Megawati th 2010, Yusuf Kalla mengukur keberhasilan diplomasi akur bersama GAM di Stockholm Swedia.

Jasa Wapres Jusuf Kalla (belakangan diakui sbg Mustasyar PBNU) diakui dunia internasional sbg misi diplomasi NKRI yg luar biasa.
Sakjane lebih disik endi tho? antara keberhasilan diplomasi PBNU dan Presiden Gus Dur yg NU dgn diplomasi Wapres Yusuf Kalla dlm merangkul GAM kepeluksn NKRI. Inilah pentingnya nulis sejarah perjuangan politik NU.

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda