Gus Muwafiq: Pancasila, Manifestasi Risalah Yang Dibawa Rasulullah SAW - HWMI.or.id

Saturday 5 September 2020

Gus Muwafiq: Pancasila, Manifestasi Risalah Yang Dibawa Rasulullah SAW

 Gus Muwafiq: Pancasila, Manifestasi Risalah yang Dibawa Rasulullah SAW

Kiai Muda Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Muwafiq menegaskan bahwa pancasila itu seperti yang dibayangkan oleh Rasulullah, sebuah sistem tentang pergerakan umat manusia terbentuk. Hal ini disampaikannya pada acara launching virtual Kiai Abdul Wahab Chasbullah Foundation (2/9).

“Zaman Rasulullah ketemu titik yang namanya piagam Madinah, zaman ulama ketemu titik namanya pancasila,” tegasnya.

Kiai yang kerap disapa Gus Muwafiq ini mengatakan kondisi akhir-akhir ini menjadi agak bermasalah. Hal ini dikarenakan ada sebagian kaum muslimin yang menoba kembali ke titik awal, perjalanan Islam dari Rasulullah sampai kita berpegangan dengan syariat.

“Tiba-tiba ada slogan kembali ke zaman Rasulullah, secara teori saja ketika jalan besar ada yang berjalan tiba-tiba ada yang balik arah yang terjadi pasti ada benturan di mana-mana,” jelasnya.

“Orang balik arah itu kemungkinannya dua, pertama sangunya ga cukup, kedua mungkin takut gagal perjalanan ke depan. Kekurangan bekal juga, tidak pernah menempuh perjalanan hidup di pesantren, pengkajian yang tidak mendalam, maka ketika menghadapi situasi yang demikian rumit banyak yang mundur karena bekalnya kurang,” lanjutnya menjelaskan.

Beliau mengatakan apa yang sudah diletakan oleh Rasulullah di piagam Madinah—semua bangsa bertemu dengan lingkup kesukuan yang banyak—bisa dimanifestasikan oleh para ulama, termasuk dengan KH Wahab Chasbullah. Adanya pancasila sebagai ruang besar pertemuan antar bangsa dan agama yang berbeda sebagai bukti manifestasinya.

“Pemimpin di zaman Rasulullah adalah Rasullulah itu sendiri, setelah Rasul pemimpin tertinggi adalah khalifah, satu orang ini bergerak menjadi 4 orang, kemudian kembali menjadi raja, raja, raja. Kekuasaan yang masih tersentral pada satu orang,” ucapnya.

Setelah zaman itu, beliau menjelaskan barulah terbentu sistem monarki di Indonesia, raja dan hamba. Sistem monarki yang panjang mampu dipecah oleh ulama-ulama Indonesia, tidak raja dan tidak hamba. Semua saling memliki rasa tanggung jawab, dilebur raja dan hamba menjadi konsep baru ruhiat yang berarti rakyat.

“Dan satu-satunya bangsa muslim dunia yang mampu mengambil ruhiat untuk menyebut warga bangsanya hanya ulama Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gus Muwafiq menegaskan kembali mengenai kaum muslim yang mundur kembali untuk mengembalikan ke zaman khilafah. Sesuatu yang tidak ada jejaknya di negara manapun.

“Bahkan di Arab tidak ada jejak khilafah, kalau khilafah ukurannya adalah Turki Utsmani maka Turki Utsmani bukan khilafah karena dipimpin bukan seorang khalifah tetapi seorang raja,” tegasnya.

Terakhir, Beliau mengatakan semakin majunya sistem di dunia, adanya perbankan, kaum muslimin yang mundur kembali ke zaman barter, dengan berkata bank tidak ada di zaman Rasulullah. Mereka mengharamkan bank, tetapi karena mereka hidup di zaman ini, mereka tetap menggunakan secara tidak sadar. Bahkan mengingkari teori pengharaman bank yang dicetuskan sendiri.

“Lah uang itu produk bank, baca Al-Quran. Al-Quran itu dicetak perusahaan, utang dulu kepada bank, pergi haji taruh uang dulu di bank, makanya bagi yang mundur, mundur tidak akan bisa pas sampai dititik pas,” pungkasnya.

Pewarta : Jorgy Yusuf(Dakwahnu)

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda