Ketum PBNU Kiai Said: 22.000 Pesantren NU Bersih Dari Teroris - HWMI.or.id

Tuesday 15 September 2020

Ketum PBNU Kiai Said: 22.000 Pesantren NU Bersih Dari Teroris

 Kiai Said: 22.000 Pesantren NU Bersih dari Teroris


Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) mampu menanggulangi dampak Covid-19 yang menjadi pandemi nasional.

NU adalah salah satu ormas yang perlu diajak bekerja sama dalam penanggulangan dampak Covid-19. Hal ini karena NU memiliki kader yang memiliki kepribadian baik dan bersih dari terorisme.

Pada pidatonya, Kiai Said menyayangkan pemerintah yang belum menggandeng ormas ormas terutama Nahdlatul Ulama padahal NU masih kuat akhlaknya. Hal ini terbukti dari 22000 pesantren NU di Indonesia, tidak ada satupun santri yang terlibat teroris, tidak ada yang merakit bom, tidak ada pengedar narkoba, bahkan tidak ada santri antar pesantren yang melakukan tawuran.

Hal ini mengindikasikan bahwa NU sangat terpercaya untuk bersama sama dengan pemerintah membantu menanggulangi dampak Covid-19 dan membangun mental nasional.

Terkait Covid 19, menurutnya merupakan sunatullah. Oleh karena itu, setiap pemimpin pemerintah maupun organisasi harus siap menghadapi segala ketentuan Allah SWT. tersebut. Hal ini beliau sampaikan pada video yang diunggah oleh NU Channel pada Ahad (13/09).

“Oleh karena itu, sebagai pemegang amanah, baik itu di government atau saya sebagai ketua organisasi, civil-society, dalam kehidupan ini harus selalu siap menerima sunatullah, suka dan duka, baik itu yang indah maupun yang pahit, baik itu yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan, karena apa, karena tidak sekali kali Tuhan punya rencana, punya design, punya iradah, punya masyiah pasti kita yakin ada wisdom, ada hikmah dibalik itu semua” jelas Kiai Said.

Dampak Covid-19 memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan dari pemerintah sampai masyarakat, dari pusat hingga ke pedesaan. Oleh karena itu, NU telah sejak dini menyiapkan diri terhadap Covid-19 tersebut. Salah satu diantaranya adalah membatalkan Munas yang rencananya akan dilaksanakan di Pesantren Al-Anwar Sarang. Selain itu, Ketua PBNU telah mengeluarkan anjuran untuk waspada dan melaksanakan protokol kesehatan, bahkan sebelum Menteri Agama.

“Kemudian, langsung saya bentuk tim Satgas Covid-19, diketuai oleh Saudara Andi Najmi selaku sekretaris PBNU dan Ketuanya Dr. Syahrizar yang ahli tentang bakteri, dari Kesehatan Masyarakat UI,” terangnya

Satgas ini sudah mencapai 220.000 titik di seluruh Indonesia. Tak cukup sampai disitu, NU juga telah menyebarluaskan 19.000 kontainer sembako dan telah diterima lebih dari 60 juta penduduk. NU juga mengirimkan bantuan APD, vitamin, hand sanitizer kepada 212 rumah sakit NU di Indonesia.

Dampak pandemi Covid-19 ini sangat dirasakan oleh rakyat kecil. Oleh karena itu, perlu adanya pemerataan.

“Yang paling utama adalah, disamping kita bagaimana meningkatkan ekonomi bangsa ini, yang paling utama lagi adalah pemerataan”, jelas Pengasuh Ponpes Luhur al-Tsaqofah ini.

“Allah menciptakan Indonesia dan kekayaan yang sangat melimpah ini cukup untuk menyejahterakan 260 juta orang, tapi kekayaan yang melimpah ini tidak cukup untuk mengenyangkan, mengayakan, memberi kekayaan 1 orang yang rakus,” lanjutnya.

Menurut beliau, penanggulangan dampak ekonomi dapat dilakukan dengan peningkatan pemerataan dan akses perbankan. Oleh karena itu, perlu adanya kemitraan antara Pelaku usaha besar dengan pelaku usaha menengah. Setelah itu, pelaku usaha menengah akan dapat menggerakkan usaha kecil. Hal ini diharapkan dapat membantu menyejahterakan seluruh penduduk dan akan tercapai pemerataan.

“Mari kita sama sama bergandengan tangan, mari kita sama sama ta’awun al birri wat taqwa bergandengan tangan, bekerja sama untuk hal-hal positif yang pasti akan diridhoi Allah,” tutupnya. (Ahn/dakwahnu)

Kontributor: Via Qurrotaaini (Mahasiswa Univ Diponegoro)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda