Kiai Said: Teladani Semangat Dakwah Rasul Sebagai Revolusi Peradaban Yang Berhasil - HWMI.or.id

Wednesday 9 September 2020

Kiai Said: Teladani Semangat Dakwah Rasul Sebagai Revolusi Peradaban Yang Berhasil

 Kiai Said: Teladani Semangat Dakwah Rasul sebagai Revolusi Peradaban yang Berhasil

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj mengungkapkan dan menyemangati bahwa Lembaga Dakwah (LD-PBNU) harus mempunyai semangat seperti dakwahnya Rasulullah SAW. Hal ini disampaikan beliau pada pembukaan Rakornas LD-PBNU di Pancoran, Jakarta Selatan (29/1/2019).

“Nabi Muhammad diutus untuk melakukan sebuah revolusi budaya, revolusi teologi, revolusi pemikiran, revoulsi peradaban dan berhasil. Mari kita tiru, LD harus meniru Rasulullah. Gimana caranya membangun masyarakat yang umiyin dal mubin. Gimana caranya. Rasulullah memperdengarkan Al-Quran kepada mereka,” ungkapnya.

Kiai Said menceritakan zaman dahulu, masyarakat jahiliyah Mekkah tidak pernah mendengar kitab suci. Masyarakatnya tidak pernah dipengaruhi dan terpengaruh dari ajaran Kristen dan Yahudi. Sehingga masyarakatnya tidak mengerti kitab suci agama. Pertama kali diperdengarkan Al-Qur’an, mereka anggap itu sihir karangannya nabi Muhammad itu sendiri.

Semakin lama, masyarakat kaget dengan al-Quran itu. Hingga paman Abu Thalib memperingati nabi Muhammad untuk tidak berlebihan terhadap mereka, nanti kamu dibunuh. Jangan menyinggung berhala agama mereka.

“Nabi menjawab, Demi Allah seandainya diletakkan matahari di tangan kananku, rembulan tangan kiriku untuk meninggalkan dakwah ini, saya tidak akan mundur sampai saya mati. Mudah-mudahanan LD-PBNU punya semangat ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kiai Said menjelaskan mengenai pentingnya tilawatil Quran sebagai peta untuk langkah awalan. Beliau juga menceritakan kisah gurunya yang sedang dalam perjalanan ke Prancis—pada sebuah kapal—disempatkannya sholat dan berceramah.

Ada orang Prancis yang ikut mendengarkan ceramahnya, berbahasa Arab. Setelah selesai ceramah, orang Perancis berkata ia mendengarkan ceramahnya tetapi ia tidak paham. Yang membuat itu menarik, orang Prancis tersebut percaya di antara kata-kata yang dilontarkan bukan berasal dari bahasamu, tetapi bahasa Allah, dari Al-Qur’an.

“Masuk Islam, di atas kapal itu. Jadi Tilawatil Quran penting, peta untuk langkah pertama. La khatib sekarang baca Qurannya plentang-plentong. Makanya kemarin saya katakan khatib kalau bukan dari NU tuh salah semua. Pada marah, biarin wong iya kok. Khutbah kepanjangan saja salah, khutbah itu pendek,” pungkasnya.

Pewarta : Jorgy Yusuf(dakwahnu)

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda