Kiai Said: Yang Namanya Ulama Itu Tidak Mengintimidasi - HWMI.or.id

Tuesday 8 September 2020

Kiai Said: Yang Namanya Ulama Itu Tidak Mengintimidasi

 Kiai Said : Ulama itu Tidak Mengintimidasi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj menjelaskan bagaimana ulama yang sebenarnya berangkat dari Al-Qur’an, yang betul-betul memahami agama. Hal ini disampaikannya pada sebuah video yang diunggah NU Channel (5/5/2019).

“Saya contohkan. Ulama itu paham tafsir dan ilmu tafsir, paham asbabun nuzul, makkiyah madaniah, dan lain-lain. itu Qur’an loh belum hadits. Belum ijma, belum qiyas ada sembilan. Ilmu kalam. Ya Allah dikira gampang apa menjadi ulama,” terangnya.

Menurutnya, ulama yang tidak paham mengenai ilmu tajwid jangan mengaku sebagai ulama. Selanjutnya, seorang ulama juga harus memandang umat dengan mata kasih sayang. Artinya dapat mencintai masyarakat dengan tulus adanya.

“Belum cukup. ulama itu harus yang memandang umat dengan mata kasih sayang, dengan mata yang ingin segala diberikan ke umat, membimbing, memelihara, menunjukkan jalan yang benar, dari pagi sampai malam bahkan 24 jam pintu rumah kiai terbuka, menerima segala tamu, tempat masyarakat mengadu, ya Allah luar biasa,” jelasnya.

“Jadi dari kepolisian pun terbantu dengan peran ulama yang selalu membimbing, mengayomi masyarakat. Berpikir ke depan harus optimis, itulah ulama. ngga ada ulama yang nakut-nakutin, tidak ada ulama intimidasi, tidak ada ulama yang membikin orang pesimis, ngga ada,” lanjutnya menjelaskan.

Kiai Said juga menceritakan sebuah kisah, seorang sahabat namanya Al Hasin yang memiliki anak tetapi tidak mau masuk Islam. Kesabaran yang habis, ayahnya lantas mengancam anaknya akan membunuhnya jika masih tidak mau masuk Islam.

“Begitu ada seorang ayah menteror anaknya dalam masalah agama, turun ayat Al-Quran yang kita semua tahu, laa ikraaha ha fid diin, tidak boleh ada paksaan, ada kekerasan, teror, intimidasi dalam masalah agama. Ayah tidak boleh mengancam anak, apa lagi sedulur bukan family, bukan tau-tau sweeping,” ucapnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan peran politik ulama sejak dahulu—masa penjajahan—selalu di depan merebut kemerdekaan dari Belanda maupun Jepang. Kiai Zainal Mustafa dari Tasik Malaya dipenggal kepalanya di ancol, , Kiai Hasyim Asy’ari dipenjara oleh Jepang selama satu bulan, ke luar dari penjara tangan kirinya tidak bisa bergerak akibat penyiksaan yang diterimanya.

Alhasil ulama punya andil begitu dalam untuk membangun kemerdekaan Indonesia ini. Dibentuknya PPKI, ketua Ir Soekarno, sekertaris Moh Hatta, anggotanya, H Agus Salim (ulama), Kiai Wahid Hasyim, Muhammad Yamin. Semua merupakan bukti ulama Indonesia yang ikut membangun kemerdekaan Indonesia.

“itu semua adalah para ulama bersama para pemimpin nasionalis menjadi panitia yang mempersiapkan kemerdekaan indonesia ini. Dikira para ulama bisanya cuma tahlil aja apa. Tahlil pinter berjuang pinter,” pungkasnya,

Pewarta : Jorgy Yusuf(DakwahNU)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda