Ghiroh Nahdliyah, Memahami 7 Cara Menyerang NU - HWMI.or.id

Tuesday 16 March 2021

Ghiroh Nahdliyah, Memahami 7 Cara Menyerang NU




Memahami 7 Cara Menyerang NU

"Ojo kagetan, ojo gumunan" (Dhawuh Kanjeng Sunan Ampel kepada Kanjeng Sunan Kalijaga)


1. Mengaku NU

Cara ini biasanya terucap dengan kata: 

"saya ini juga NU, tapi NU nya Mbah Hasyim Asy'ari bukan Said Agil Siraj".

Padahal kita bisa ber-NU ala Mbah Hasyim Asy'ari ya harus lewat jalurnya, yaitu PBNU.


Muncul pula kelompok-organisasi 

dan group medsos liar yang mengaku NU 

tapi hendak menggiring secara halus jama'ah yang polos untuk dijerumuskan menjelekkan NU.


2. Mengaku Santri

Dahulu banyak orang anti dengan kata Santri, dianggap kuno. 

Tapi, muncul sebuah gerakan halus dan senyap, khususnya di media sosial penggunaan kata "Santri" tapi malah menolak PBNU. 

Biasanya bergerak di grop2 WA dan facebook, beberapa di instagram. Maka, pengguna media sosial jangan tertipu dan mudah kagum.


3. Memusuhi Pimpinan NU

Kyai Haji Said Agil Siraj adalah Ketua Umum PBNU. 

Ketua Umum adalah amanah terpenting di NU. Marwah Ketua Umum PBNU sama juga Marwah NU. 

Pola saat ini, ada arus untuk _

delegitimasi_ kepada KH. Said Agil Siraj, dengan segala fitnah yang ditujukan kepada beliau.

Bukan hanya Ketua Umum, tapi juga Rais 

Aam dan Khatib Syuriah juga pernah difitnah. Semata-mata untuk _delegitimasi_. Agar arah pikiran masyarakat umum: "ketuanya aja kayak gitu, pasti NU yang dipimpin juga kayak gitu".


4. Memusuhi Banser

Banser adalah anak dari GP. Ansor, 

sebuah Banom di NU. Penyerangan kepada Banser juga termasuk ke dalam nomor 3, 

Yaitu: _delegitimasi_. Kita tahu, komitmen Kebangsaan inilah yang senantiasa dijaga Banser, dan NU pada umumnya.


5. Menyerang Tradisi dan 

Amaliyah Ini sudah dari dahulu. 

Tetap NU tetap istiqomah dan semakin 

kuat dengan menjelaskan dalil-dalik yang kuat. 

Dan fenomena organisasi nyempal adalah ingin " asal beda" dari NU dan jelekin NU. 


Tapi setelah NU nunjukkin dalil-dalik 

kuatnya, maka larinya kalau gak pake taktik "menyerupakan diri dengan NU" ya "menyerang Banser atau Kyai Said"


6. Menjelang Pemilu dan Pilpres, 

Ketahanan Aqidah NU diuji. Memang NU 

bukan organisasi politik praktis atau parpol. Tapi NU adalah memegang Politik Kebangsaan, jadi NU tetap selektif menganalisa setiap calon legislatif, DPD, Kepala Daerah maupun Presiden-Wakil Presiden.

Jangan sampai, NU yang rutin membangun, rutin tiap malam di daerah-daerah malah kecolongan. Memasukkan calon yang tidak menunjang keberlangsungan NU ke wilayah Dakwah. Karena deal-dealan politik oknum di wilayah itu dengan calon non-NU.


7. Arah adu-domba Para Aswaja telah dilakukan. Rasa kemanusiaan telah runtuh. 


Maka, segenap Jama'ah dan 

Jam'iyyah NU tetap Istiqomah dalam Dakwah.

Pahami NU itu apa dan bagaimana. Kenali Para Ulama dan Pimpinan NU dan bagaimana adab bersikap kepada mereka

NU bukan sekedar organisasi biasa, maka keadaban harus tetap dipakai. 

(https://t.me/ghirohnahdliyah)



Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda