Memahami Pergerakan Munarman Dalam Dunia Terorisme - HWMI.or.id

Friday 30 April 2021

Memahami Pergerakan Munarman Dalam Dunia Terorisme

 Memahami Pergerakan Munarman dalam Dunia Terorisme



Oleh: Muallifah

Munarman, nama yang disebut-sebut beberapa waktu terakhir, menjadi trending di twitter dengan beragam tagar. Mulai dari tagar petamburan, hingga tagar Munarman juga turut menyemarakkan dunia twitter yang penuh hiruk pikuk persoalan. Lagi-lagi tulisan ini datang dari petinggi tatanan FPI yang sempat menjadi perbincangan secara massif di berbagai media beberapa waktu silam.


Sekarangpun sama, nama Munarman kembali ramai ketika ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di rumahnya di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Penangkapan Munarman bukanlah secara tiba-tiba dan tanpa alasan. Sebab hal ini karena keterkaitannya dengan kegiatan baiat terhadap Negara Islam di Irak dan Suriah atau NIIS/ISIS yang dilakukan di Jakarta, Makassar, dan Medan.


Keterkaitan Munarman dalam aksi terorisme memang tidak terlihat dan tidak kebetulan dituduhkan kepadanya. Sebab anggapan tersebut muncul semenjak beberapa teroris yang tertangkap mengakui keberadaan Munarman dalam proses pembaiatan. Testimoni yang beredar dalam bentuk video dengan menyeret nama Munarman menjadi pukual telak keterlibatan Munarman dalam terorisme tidak bisa dipungkiri lagi.


Namun, Bukan Munarman namanya jika tidak bisa berargumen. Dalam video yang dilansir dari Najwa Shihab pada 8 April 2021, Munarman secara tegas menjelaskan bahwa dirinya bukan hadir pada proses pembaiatan, melainkan undangan seminar biasa yang membahas tentang materi geopolitik global yang disampaikan.


Tidak hanya itu, ia juga tidak mengetahui detail acara tersebut tentang pembaiatan anggota ISIS. Lagi-lagi ini adalah perihal ketidaktahuan, dan menjadi wajar jika alasannya tidak tahu. Namun, apakah bisa dibenarkan jika kegiatan yang sama diikuti di Jakarta, Medan dan Makassar? Ini adalah kejanggalan.


Siapa Munarman?


Munarman dalam sepak terjangnya bukanlah sosok yang lahir dari kemarin sore di dunia publik, khususnya sebagai orang yang paham betul soal hukum. Ia adalah mantan sekretaris umum FPI, advokat, mantan aktivis HAM, mantan ketua umum YLBHI dan kemudian beralih menjadi Panglima Komando Laskar Islam, kelompok FPI.


Penangkapan Munarman justru menghebohkan publik dengan berbagai penemuan yang mencengangkan, mulai dari buku koleksi Munarman yang berkaitan dengan jihad, khilafah dan sejenisnya, hingga penemuan botol-botol yang berisi serbuk cairan peledak TATP.


Dari peristiwa ini, kita bisa melihat berbagai tokoh yang memiliki komentar-komentar responsif. Fadli Zon, misalnya. Ia menyebut bahwa penangkapan yang dilakukan kepada Munarman hanyalah kurang kerjaan. Belum lagi dengan respon yang digencarkan oleh Ustadz Tengku Zulkarnain. Ia justru mengkritik Densus 88 yang menangkap rakyatnya sendiri dengan amat kasar dikarenakan tidak diperkenankan menggunakan sandal.


Kita menganggap bahwa respon orang-orang terdekat dengan Munarman adalah kewajaran, sebab mereka adalah satu sirkel yang sama. Para tokoh yang gencar mengkampanyekan khilafah dengan term yang agak keras dan kritikan-kritikan pedas terhadap kebijakan pemerintah.


Munarman dan ISIS


Setiap masalah tentu akan menimbulkan pro dan kontra yang beredar, dan ini adalah hal yang wajar. Termasuk dalam kasus yang terjadi pada Munarman. Menurut Beny Mamoti, ketua harian Kompolnas menjelaskan bahwa langkah yang dilakukan oleh densus 88 justru bisa dilihat sebagai langkah yang hati-hati. Sebab rentang waktu hadirnya Munarman dalam pembaiatan tersebut cukup lama sampai penangkapannya. Ini artinya bahwa Densus 88 sangat hati-hati dalam menyelidi sebuah kasus, diperlukan berbagai tanda bukti untuk menguatkan indikasi yang ada.


Munarman adalah sosok penting yang bisa dilacak pergerakan yang berindikasi kea rah terorisme dengan bukti-bukti yang kuat dan posisinya sebagai anggota organisasi yang sudah dibubarkan oleh pemerintah. Bukan hal yang tidak mungkin bahwa, ungkapan bahwa alasan menjadi teroris pada seseorang salah satunya karena sakit hati terhadap pemerintah bisa saja terjadi pada Munarman sebagai bagian dari FPI yang dibubarkan oleh pemerintah itu sendiri.


Klaim bahwa Munarman memiliki keterkaitan kuat dengan ISIS dan aksi-aksi terorisme sangat wajar jika berdasarkan pada fakta-fakta dan penemuan yang ada. Mengawal proses hukum yang akan dijalani oleh Munarman adalah hal penting. Sebab dari Munarmanlah, nanti akan ditemukan berbagai pergerakan terorisme baru yang selama ini belum terungkap. Wallahu a’lam.(Harakatuna.com)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda