Yang sebenarnya terjadi di Palestina dan apa yang harus kita lakukan ? ( Tulisan Habib Alhabib Ali Al Jifri الحبيب علي الجفري / Translate Ismael Alkholilie )
Beragam peristiwa menyakitkan yang terjadi akhir-akhir ini pasti akan berlalu sebagaimana kejadian-kejadian yang telah lalu, akan tetapi sudah seharusnya kita tidak lalai - di tengah-tengah mengikuti detailnya - dari inti yang menjadi asal dari peristiwa-peristiwa tersebut
Yang sebenarnya terjadi di Palestina adalah adanya kelompok Zionis Teroris Radikal yang menyerang dan merampas tanah yang sejak dulu penduduknya hidup dengan rukun dan damai, mereka terdiri dari Muslim, Kristen, Yahudi dan Samer. Kelompok Zionis itu melakukan pembantaian massal, mengusir banyak sekali penduduk asli, dan mendeklarasikan diri sebagai Negara berdaulat pada tahun 1948 yang pada akhirnya diakui oleh Masyarakat Internasional.
Kemudian pada tahun 1967 kelompok tersebut memperluas daerah jajahannya, dan mulai saat itu sampai sekarang Masyrakat Internasional hanya bisa menjadi “penonton setia “yang merasa cukup dengan klarifikasi atau introgasi memalukan padahal mereka sendiri mengakui bahwa apa yang terjadi sejak 1967 adalah penjajahan yang tidak bisa dibenarkan.
Mereka tau bahwa mereka hidup di Zaman modern yang mereka namakan sebagai Millenium ke 3 , namun sampai sekarang masih saja ada satu negara yang terang-terangan melakukan tindak kriminal dan penjajahan tanpa mempedulikan hak-hak asasi manusia, tanpa ada respon yang hakiki dari PBB dan negara-negara “maju” yang “bermartabat”
Kelompok penjajah itu terus menerus mendiskriminasi para penduduk Palestina dan menjadikan lebih dari 80 % hidup dalam kemiskinan dan kesengsaraan. Kelompok itu juga merampas hak dan kebebasan penduduk Palestina dalam beribadat dan hidup terhormat. Mereka merampas rumah-rumah, sawah-ladang, dan melakukan tindakan rasis kepada para penduduk asli Palestina.
Mereka juga memboikot kota Gaza yang merupakan kota terpadat di dunia ( lebih dari 5000 penduduk dalam setiap km ) di bawah blokade yang berlangsung selama 15 tahun dengan angka pengangguran mencapai 60 %.
Mereka juga membangun pemukiman-pemukiman untuk para Yahudi perampas tanah yang mereka datangkan dari negara-negara luar atas dasar ras. Mereka membunuh anak-anak kecil, para wanita Palestina , menghancurkan rumah-rumah bahkan pemuka-pemuka agama mereka melegalkan pembunuhan para wanita dan anak kecil Palestina tanpa rasa malu dan menyesal terkait ajakan-ajakan teror dan radikal mereka.
Mereka juga menolak para pengungsi yang merupakan penduduk asli Palestina untuk kembali ke rumah-rumah mereka.
Itu semua terjadi dibawah penglihatan, pendengaran, pengawasan bahkan dukungan Negara-Negara “maju” dan bermartabat yang selama ini selalu jualan “ HAM” kemana-mana, yang para presidennya selalu bolak-balik ke negara kita untuk mengisi seminar dan kajian di hadapan pemerintah kita dengan tema “ Menghormati Hak asasi manusia “
Adapun respon para pemimpin penjajahan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, serangan dan kedzaliman yang selalu terulang setiap kali untuk kepentingan “pemilu” mereka, bergabungnya negara-negara besar dalam penjajahan, diam dan tunduknya negara lain karena tekanan dan ancaman yang mereka dapatkan, peristiwa-peristiwa yang dimanfaatkan oleh negara-negara besar untuk berebut kekuasaan, juga hal-hal lain yang membuat kita berpaling dari inti permasalahan.. itu semua adalah konsekuensi yang terjadi akibat adanya penjajahan dan “pembiaran” agar penjajahan itu terus berlanjut. Jika “Palestina” memang merdeka dan tidak terjajah maka hal itu tidak akan terjadi.
Yang juga dijadikan motif untuk membela penjajah Israel adalah tuduhan adanya golongan Palestina pemberontak, radikal, teroris ( seperti yang mereka namakan ) yang mana jelas sekali itu merupakan tuduhan atau tameng penjajah untuk berlindung dan melegalkan tindakan mereka. ( hal itu merupakan bukti bahwa memang benar ada penjajahan di Palestina ) karena tidak mungkin suatu kelompok atau golongan dapat menguasai dan mengambil kendali sebuah negara yang kuat dan merdeka.
Pada akhirnya, janji Allah pasti akan terlaksana, cepat atau lambat. Akan datang suatu hari dimana Allah akan membebaskan Masjid Al-Aqsha dan setiap jengkal tanah Palestina. Tapi yang lebih penting dari itu semua adalah bagaimana melaksanakan kewajiban kita dalam mendukung Palestina, dengan cara tetap istiqomah dalam berbuat taat kepada-Nya, menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan ( yang tentunya menjadi sebab banyaknya musibah di muka bumi ini ) , juga terus menerus bersimpuh di hadapan pintu-Nya untuk meminta yang terbaik.
Kita juga harus serius dalam membangun tanah air kita, membuat negara kita maju dan bangkit, juga menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang maju, mandiri serta bermartabat dalam segala bidang. Dalam pertaniaan, budaya, ekonomi, persenjataan, keilmuan, dll. Semua dari kita menjalankan tugas dan kewajibannya dari tempatnya masing-masing..
Kita juga harus meluhurkan tujuan dan cita-cita anak-anak kita, memberikan mereka edukasi tentang permasalah Palestina dan Masjid Al-Aqsha. Juga menanamkan dalam diri mereka kepedulian dan kecintaan terhadap Masjidil Aqsha, juga kepedulian untuk membebaskannya dari tangan para penjajah.
Sebagaimana kita juga wajib menyebarkan edukasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di Palestina dengan berbagai media dan bahasa, juga mendokumentasikannya semampu kita. Kita juga harus membantu mereka dengan menyalurkan donasi melalui lembaga-lembaga yang terpecaya dan tidak terpolitisir seperti UNRWA dll.
Kita juga harus menyebarkan edukasi tentang pentingnya mengamalkan sunnah berziarah ke Masjid Al-Aqsha dengan cara yang tepat, melalui Jalur Jordania bekerja sama dengan kantor-kantor wisata Palestina, memakai alat Trasport Palestina, bermalam di hotel-hotel Palestina, makan di Restoran-Restoran Palestina dan berbelanja di pasar-pasar Palestina. Maka tidak akan lama lagi Masjidil Aqsha akan dipenuhi puluhan ribu penziarah dari seluruh penjuru dunia seperti halnya Makkah-Madinah ( faktanya Masjidil Aqsha merupakan tempat ke 3 yang paling dimuliakan ummat Islam ) Dengan begitu tidak akan ada tempat lagi bagi kedzaliman dan pelecehan di Masjidil Aqsha, para penjajah juga akan menyadari bahwa menyerang Masjidil Aqsha sama saja dengan menodai kehormatan 2 miliyar ummat islam yang ada di seluruh dunia, bukan hanya menodai kehormatan penduduk Palestina saja.
Dan yang terpenting, sebelumnya, di tengahnya dan setelahnya, kita harus terus menerus berdoa dan meminta kepada Allah, dengan keyakinan bahwa doa memiliki pengaruh yang sangat besar, doa juga memiliki peranan penting dalam merubah keadaan.
* Foto : Foto tempat Sholat dalam Masjid Al-Aqsha yang dibakar pada tahun 1969
Sumber FB: Muhammad Ismael Al Kholilie
sedihnya saya walaupun saya tak baca tapi lepas tengok gambar je dah rasa sedih harap-harap saya boleh tolong tapi bahaya sebab saya baru budak yang berusia 9 tahun -.- ;[
ReplyDelete