Hari ini pada sidang tahunan MPR RI 2021 Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat suku Badui. Presiden Jokowi mengenakan ikat kepala berwarna biru tua yg disebut
" Telekung ", baju berwarna hitam tanpa kerah yg disebut dengan " Kutung " dan tas tradisional khas Badui yg biasanya digunakan untuk membawa peralatan atau bekal saat bepergian, bernama Koja atau Jarog.
Mengutip dari akun resmi milik Kantor Staf Presiden, Presiden Jokowi mengenakan Baju Badui untuk memberikan penghormatan atas nilai2 luhur suku Badui.
Negara kita Indonesia kaya akan kearifan lokal, budaya dan adat istiadat.
Negara kita Indonesia banyak sekali memiliki busana daerah yg indah, kearifan lokal, budaya dan adat istiadat. Tetapi oleh kelompok2 radikal takfiri, Wahabi Salafi, busana daerah dan adat istiadat, kearifan lokal, budaya daerah hendak mereka hancurkan, mereka gencar berdakwah dengan menakut2i bahwa orang itu telah melakukan perbuatan bid'ah, syirik dan haram dan pasti akan masuk neraka. Bagi mereka budaya, pakaian dan adat istiadat Arab itulah yg benar, mereka hendak membawa rongsokan budaya Arab.
mereka gencar berdakwah bahwa wanita memakai Kebaya itu bid'ah dan haram, kata mereka yg benar itu pakaian wanita Arab yaitu " Abaya ", wanita memakai sanggul bid'ah dan haram. Memaki Gamis/jubah itu sunah dan lebih baik dari pd memakai baju Batik.
Padahal berdasarkan fakta sejarah bahwa Budaya Indonesia lebih mulia dari pada budaya bangsa Arab.
Agama hanya sebatas pakaian, wawasan ttg sebuah budaya disuatu negara sgt sempit, wawasan sempit minim ilmu pengetahuan bahwa pakaian Arab Jubah Gamis itulah pakaian agama, padahal pakaian tidak beragama, pakaian bukan agama tetapi telah dijadikan agama. Wawasan sempit tidak mengerti bahwa jangankan beda negara, beda daerah aja budaya itu sudah beda,
apakah waktu beribadah dgn memakai Jubah Gamis sorban lebih mulia dibanding memakai baju batik dan kopiah hitam ?
Budaya Indonesia lebih mulia dari budaya bangsa Arab, di Indonesia ada silaturrahmi, ada budaya gorong royong, banyak suku, banyak budaya dgn kearifan lokal yg baik, dll.
Identik keagamaan seseorang seharusnya tidak sebatas dilihat dari hal2 yg bersifat lahir termasuk pakaiannya, tetapi yg lebih penting adalah dari hati dan amal baik yg dijalani sehari hari, pakaian bisa menipu, pakaian sering menipu, tetapi hati tidak bisa menipu.
Agama, yg beragama seharusnya menghargai keberagaman.
Agama, yg beragama seharusnya menghargai perbedaan.
Agama, yg beragama justru memonopoli kebenaran.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, agama dan budaya telah bersinergi dan menghasilkan nilai2, norma dan etika yg luhur. Semua itu terbukti telah mempersatukan bangsa Indonesia sejak dulu meski banyak keragaman, tetapi sikap membenturkan agama dan budaya Indonesia gencar dilakukan kelompok Wahabi Salafi, yg hanya akan merusak modal sosial dan modal kultural yg mana merupakan fondasi bangsa Indonesia dan hal itu dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Kelompok Wahabi Salafi telah membenturkan agama dan budaya dan itu berbahaya, mereka bilang tidak ada contoh nabi, padahal nabi orang Arab sedangkan kita orang Indonesia jelas sekali budayanya sgt berbeda, semua budaya Indonesia hendak mereka hancurkan, semua kearifan lokal/adat istiadat/budaya itu
bid'ah, tdk ada contoh nabi, haram, syirik, musrik, khurafat, yg benar adalah budaya Arab, Arabisme semuanya hendak mereka angkut ke Indonesia, mereka tdk pernah bangga dgn kearifan lokal yg banyak yg baik, bahwa budaya Indonesia lebih mulia dari budaya bangsa Arab, oleh karenanya NU mencetuskan Islam Nusantara yg khas dgn kearifan lokal budaya Indonesia.
Menurut Alm. Gus Dur warga NU di Indonesia berjumlah lebih 50% penduduk Indonesia, menurut survei Indo Barometer warga Indonesia yg ngaku NU sekitar 75% dari penduduk Indonesia.
Pertanyaannya sekarang : Jika berdasarkan Wahabi Salafi dgn hadis Bid'ahnya, apakah 100 jutaan warga NU Indonesia itu sudah pasti masuk neraka karena dgn mempertahankan kearifan lokalnya maka dituduh banyak mengerjakan perbuatan bid'ah ?
Tuhan yg maha pengasih, penyayang, Maha adil dan bijaksana sudah pasti tidak akan seperti itu.
Budaya Indonesia lebih mulia dari budaya bangsa Arab, budaya untuk menunjukan sebuah eksistensi bangsa, bukan simbol dari sebuah agama dan budaya Arab bukan simbol Islam.
Jaga dan lestarikan budaya Indonesia.
Menghargai keberagaman.
Menghargai perbedaan.
Dan jangan memonopoli kebenaran.
SALAM DAMAI.
SELAMAT HARI ULANG TAHUN KE 76 KEMERDEKAAN INDONESIA.
Asrof Husin.