Pandangan Karl Von Smith terhadap Hadratussyekh Hasyim Asy’ari
Oleh : Ade Opa Mustofa
Dalam kesempatan ini saya akan mengisahkan pandangan seorang Insinyur Belanda yakni Karl Von Smith tentang Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy'ari.
Kisah ini diambil dari percakapan antara Syaikh Muhammad Asad Syihab dengan Karl Von Smith yang terjadi pada tanggal 7 Juli 1936 M yang mana percakapan ini direkam dalam kitab beliau yang berjudul: Al-Allamah Muhammad Hasyim Asy'ari Wadhi'u libinati istiqlaly Indonisiya (halaman 39-43)
Syaikh Muhammad Asad Syihab bercerita ketika beliau berkunjung ke Pesantrennya Mbah Hasyim pada tanggal pada tanggal 7 Juli 1936 M di Tebuireng-Jombang. Datanglah orang asing dengan rambut pirang. Orang ini pastilah orang Belanda gerutu beliau, ternyata benar. Dia merupakan warga negara Belanda kelahiran Jerman, dan dia berapa di Indonesia karena bekerja di perusahaan dagang Belanda yakni perusahaan Nedam. Beliau bernama Karl Von Smith. Usut punya usut ternyata orang Belanda ini telah masuk Islam lewat Mbah Hasyim Asy'ari.
Hal ini membuatku menarik untuk berdiskusi dengan Karl Van Smith, kata Syaikh Muhammad Asad Syihab. Kemudian beliau bertanya kepada Karl Von Smit tentang Mbah Hasyim.
"Bagaimana pendapat tuan tentang KH. Hasyim Asy'ari?," tanyanya.
Lalu Karl Von Smith menjawab:
"Seandainya aku tidak bertemu dengan Mbah Hasyim Asy'ari mungkin saat ini aku tidak akan memeluk Islam. Aku menemukan keagungan Islam pada diri Mbah Hasyim Asy'ari serta aku menemukan sesuatu yang jarang aku temukan di selain beliau. Mbah Hasyim Asy'ari ini merupakan orang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas serta mampu menjelaskan persoalan yang sangat pelik dengan cara yang singkat dan mudah serta tidak bertele-tele. Selain itu, ketika Mbah Hasyim Asy'ari memberikan pemahaman kepada orang lain dengan cara yang mudah untuk dimengerti,"
Karl Von Smith melanjutkan, andaikan ada 10 orang seperti beliau, niscaya keadaan dunia tidak akan seperti saat ini (artinya lebih baik dari pada sekarang). Andaikan ada 100 orang yang seperti beliau, niscaya mayoritas bangsa Eropa akan memeluk Islam.
Kemudian Karl Von Smith bercerita ketika beliau pertama kali tertarik dengan Islam.
"Aku bertanya kepada Mbah Hasyim Asy'ari tentang Islam, namun Mbah Hasyim Asy'ari selalu menjawab dari kitab-kitab yang aku yakini dan aku imani yakni perjanjian baru, karena waktu itu aku beragama Kristen. Mbah Hasyim Asy'ari tidak pernah mengutarakan ayat Al-Qur'an, hadits Nabi maupun pendapat para ulama, karena beliau tahu bahwa aku tidak akan percaya terhadap kitab suci yang tidak aku yakini. Maka dari itu beliau tidak pernah mengutarakannya. Namun setelah aku sering berdialog tentang Islam selama 10 bulan, barulah bah Hasyim Asy'ari mengungkapkan Ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang sarat akan hikmah dan mauidzoh. Bah Hasyim Asy'ari menjelaskan pendapat para ulama tentang ayat dan hadits itu. Maka hal itulah yang membuat hatikan terbuka dan faham tentang Islam".
Lalu ketika aku mengungkapkan keinginanku untuk masuk Islam. Maka Mbah Hasyim Asy'ari menjawab.
"Engkau memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang engkau yakini. Nah sekarang anda sudah faham tentang Islam, maka pilihlah agama yang engkau yakini kebenarannya dengan syarat memilih keyakinan dan aqidah haruslah dibangun atas dasar pengetahuan dan keilmuan". Hal inilah yang membuatku tetap teguh untuk memilih Islam sebagai agama.
Itulah sekelumit cerita dan pandangan orang Eropa terhadap Bah Hasyim Asy'ari. Tentulah kita perlu bangga dengan orang tua kita.
Mudah-mudah kita bisa senantiasa mutaba'ah terhadap thariqah nya bah Hasyim Asy'ari.
Al-Fatihah.
Penulis merupakan salah seorang Kiai Muda Asal Jampang Kabupaten Sukabumi.