Syafiq Reza Basalamah Melarang Umat Islam Bersahabat Teman Dekat Non Muslim, Islah Bahrawi: Begitu Sulitkah Beragama? - HWMI.or.id

Sunday 17 October 2021

Syafiq Reza Basalamah Melarang Umat Islam Bersahabat Teman Dekat Non Muslim, Islah Bahrawi: Begitu Sulitkah Beragama?

Begitu sulitkah beragama? Dengan beragama, haruskah kita terasing dari intimasi sosial? Jika hanya jadi alat pengekang manusia, lalu apa fungsi agama?

Setiap agama pasti diperuntukkan bagi manusia. Dengan beragama manusia diharapkan juga mengenal sesama manusia selain mengenal Tuhannya. Namun jika agama hanya dihantar sebagai borgol dan penjara, maka semakin lama pemeluknya akan merasa diperlakukan sebagai "tersangka" atau malah "terpidana". Dalam posisi begini, fungsi agama sebagai sarana untuk melapangkan sesak spiritual akan semakin dipertanyakan.

"Agama telah mengorganisir manusia untuk menjadikan dirinya bukan lagi manusia", kata Abul A'la al-Ma'rri dalam pemberontakan kata-katanya di Aleppo 1000 tahun lalu. Penyair buta itu menjadi apatis ketika hidupnya penuh dengan aturan dan larangan yang terasa semakin menjepit. Dia bahkan membenci kelahiran. Menurutnya, sejak manusia baru lahir, berbagai belenggu juga ikut lahir bersamanya; berbagai aturan dan fatwa hasil interpretasi manusia yang tidak mengenali kemanusiaannya. Al-Ma'arri lalu memilih tak beragama.

Saya tidak membela pemikiran Al-Ma'arri yang pesimistik dalam memandang agama. Saya hanya mendukung pemberontakannya. Terlebih di jaman yang semakin moderen ini, kehidupan beragama kita semakin meringkuk dalam tafsir-tafsir yang dilempar seperti batu yang dirajam. Seorang teman bercerita, nomor kontaknya diblokir kawan akrab masa SMA karena perbedaan agama. "Ada yang berubah", katanya, "dulu kami bersahabat seperti saudara, tapi sekarang perbedaan itu membuatnya berbeda".

Kelahiran manusia dan takdir keimanannya bukanlah kutukan Tuhan. Tapi mengasingkan diri dari interaksi, menyeleksi pergaulannya dengan alasan beda agama, sama saja seperti mengutuk dirinya sendiri. Agama seolah menciut seperti aturan Ormas. Dikit-dikit haram. Apa-apa haram. Agama ditampilkan serasa bukan lagi sebagai kebutuhan, tapi membutuhkan.

Fatwa yang serampangan, juga membuat agama tidak lagi sebuah "magnum opus". Ia liar karena fatwa tidak lagi dimusyawarahkan. Dan terbukti, fatwa agama kadang seperti iklan "Victoria's Secret"; sibuk berkutat dalam persoalan BH dan celana dalam.

Sumber: FB Islah Bahrawi

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

1 comment

  1. Penulis raja fitnah pemecah umat islam. Dasar islam nusantara rusak

    ReplyDelete