KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy Sampaikan Pesan Kepada Seluruh Warga Nahdliyin - HWMI.or.id

Friday 3 December 2021

KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy Sampaikan Pesan Kepada Seluruh Warga Nahdliyin

KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy Sampaikan Pesan Kepada Seluruh Warga Nahdliyin

Dikutip dari dakwahnu.id, Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Jawa Timur yang ke-4 KHR Azaim Ibrahimy menyampaikan pesan kepada seluruh warga Nahdliyin di tengah situasi menjelang Muktamar ke-34 NU.

Beliau mengaku rindu bagaimana Jam’iyyah NU ini benar-benar hadir, jernih dan menyejukkan. Sehingga, umat Baginda tidak gelisah risau.

“Kami khawatir ketika warga NU yang merupakan bagian dari umat nabi ini mengalami kekhawatiran. Yang terkait adalah kami juga merasa tidak tenang dengan kondisi ini. Kami yakin bagaimana beliau memantau kondisi umatnya termasuk yang kita alami,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (30/11/21).

Beliau berharap warga NU itu tenang, damai, kondusif, bermunajat banyak berdoa sehingga Baginda Nabi Muhammad itu merasa tenang. Jika nabi sudah tenang, maka Allah ridho.

Sementara Kiai Misbah berharap agar semua harapan dan doa salah satu ulama kharismatik itu bisa mendapatkan ridho dari Allah SWT.

“Semoga apa yang menjadi harapan disampaikan oleh beliau bermanfaat dan nasihatnya mendapatkan ridho dari sayyidina Muhammad Saw,” imbuhnya.

Hal ini disampaikan oleh Ra Zaim sebab berkaitan dengan sejarah lambang NU dan Mbah Maimoen Zubair. Menjelang wafat, almaghfurlah Mbah Maimoen penasaran mencari dzuriyahnya Kiai Ridwan, yang diberi tugas oleh Hadratussyaikh yang khusus untuk membuat lambang NU.

Sehingga, dalam sholat beliau muncul satu gambaran bola dunia dengan bintang empat utama di atas dan lainnya di bawah. Waktu itu belum ada simbol tampah. Simbol itu justru muncul setelah Hadratussyaikh memerintah salah satu utusan ke Sidogiri. Kalau tidak salah se zaman dengan Kiai Nawawi dengan menyebut ayat Ali Imron ayat 103, diciptakan lambang berupa tali.

Dan isyarat beliau jangan terlalu berat, biarkan terlihat longgar, ini simbol dari wasathiyah. Dan subhanallah Kiai Ridwan ketika melukis itu ternyata bintalan tali jahitnya itu berjumlah 99, dan itu baru disadari setelah itu.

Lalu kiai Maimoen Zubair mencari mana dzuriyahnya. Wal hasil datanglah dzuriyahnya. Ditanya bagaimana, kebetulan dari jalur kiai Mujib. Kronologi diciptakannya lambang ini, jadi kalau bulan orang yang sufi tidak mungkin bisa menciptakan. Ternyata beliau penasaran dengan kalimat Nahdlatul Ulama.

Kemudian diceritakan ternyata NU usulan dari Kiai Mas Mansur Surabaya. Karena alasan beliau tambahkan nahdla, tidak semua ulama saat itu memiliki semangat kebangkitan untuk membela tanah air dari penjajah. Tapi yang lebih utama, dhod dalam lafadz itu dilukis Kiai Ridwan dengan penuh penghayatan, hampir nyaris mengelilingi bola dunia.

Saat ditanya apa artinya, kiai Mujib juga tidak paham. Hanya tahu sejarahnya tapi nilai falsafahnya tidak. Dhod itu simbol Baginda Rasulullah. Mungkin ini ada relasi dengan sabda Nabi. Meskipun bangsa Arab tidak semua melafalkan dhod. Jadi itu sendiri simbol nabi, dan diletakkan paling depan. Nahdla nya harus mengikuti dhod, Al ulama mengikuti dhod.

“Artinya kebangkitan ulama ini harus di belakang Baginda Rasulullah. Tidak boleh mendahului, tidak mengatasnamakan ide pemikiran diri sendiri tapi bagaimana menjadi bersama untuk mengedepankan dhod, Baginda Rasulullah,” pungkas beliau. (fbr)

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda