Mantan Teroris: Seharusnya Data BNPT Bisa Buka Mata Ada Kelompok Berbahaya Manfaatkan Pesantren Sebarkan Radikalisme - HWMI.or.id

Monday 7 February 2022

Mantan Teroris: Seharusnya Data BNPT Bisa Buka Mata Ada Kelompok Berbahaya Manfaatkan Pesantren Sebarkan Radikalisme

Mantan Teroris: Seharusnya Data BNPT Bisa Buka Mata Ada Kelompok Berbahaya Manfaatkan Pesantren Sebarkan Radikalisme

Mantan petinggi kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas masuknya kelompok radikalisme ke lingkungan pendidikan dalam hal ini pesantren bukan isapan jempol belaka. Ia menyebut seharusnya data pesantren terafiliasi jaringan terorisme yang dipaparkan oleh BNPT bisa membuka mata semua pihak bahwa ada kelompok berbahaya yang berusaha memanfaatkan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang terhormat untuk menyebarkan paham radikalisme.

“Artinya ada orang yang memanfaatkan lembaga tersebut untuk perekrutan dan penyebaran paham radikalisme, ini kemudian membuka mata bagi semua masyarakat bahwa ada sekolah-sekolah yang tidak mengibarkan bendera merah putih,” kata Nasir Abbas saat menjadi narasumber webinar kebangsaan yang bertema ‘Menjernihkan Polemik Pesantren Yang Terafiliasi Jaringan Terorisme’ secara daring melalui aplikasi zoom, Sabtu (5/2/2022).

Nasir meminta masyarakat bisa berhusnudzon alih-alih ikut terbawa arus narasi kelompok radikal, bahwa apa yang diusahakan pemerintah melalui wewenangnya merupakan untuk kemaslahatan bangsa.

“Kita harus husnudzon kepada pemerintah, bahwa apa yang dilakukan pemerintah adalah untuk kebaikan rakyat jangan sampai kita terbawa arus kelompok yang ingin menjatuhkan pemerintah. Biarkan pemerintah melakukan pekerjaannya,” imbaunya.

Di kegiatan yang sama mantan pimpinan HTI Bangka Belitng, Ust. Ayik Heriansyah ikut menanggapi tudingan kelompok radikal yang menyebut paparan data BNPT sebagai islamofobia.

“Saya tidak memandang ini islamofobia, tapi ini usaha adalah mengamalkan agama oleh BNPT untuk memberantas kemunkaran. Sebaliknya saya mempertanyakan siapa yang islamofobia sebenarnya?” kata Ayik.

Ia melanjutkan, BNPT dalam hal ini ingin mengamalkan agama dengan mencegah terjasinya kemunkaran yang akan menimbulkan kerusakan bagi orang banyak. Dengan kata lain, BNPT mengidentifikasi sesuatu yang membahayakan bangsa.

“Isu islamofobia merupakan isu ikut-ikutan yang ingin mendiskreditkan pemerintah saja,” ujar Ayik.

Dalam webinar tersebut, turut hadir Gus Soleh selaku penyelenggara acara dan koordinator Agama Cinta, Dr. Abdul Jamil Wahab, M.Si (mantan peneliti senior Balitbang Kemenag RI), Dr. Wachid Ridwan, MA, (Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme MUI Pusat), Ken Setiawan (mantan radikalis NII), serta Pengamat Intelijen & Terorisme Stanislaus Riyanta.

Sumber: damailahindonesiaku.com

(Hwmi Online)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda