Oleh: Saiful Bahri in Suara Kita
Pulih dari Mental Kebencian Antar Umat Beragama
Dikutip dari jalandamai.org,Hut RI-77 akan segera tiba. Di setiap daerah pasti memiliki cara dan versi masing-masing di dalam merayakan kemerdekaan bangsa ini. Tetapi, point pentingnya. Kita sama-sama bergembira menyambut kemerdekaan NKRI.
Tanpa membeda-bedakan agama, suku, etnis, budaya dan bahasa serta warna kulit. Kita semua disatukan dengan simbol (merah putih). Berkibarnya bendera sambil melantunkan nyanyian Indonesia raya. Semua melakukan itu tanpa pandang perbedaan.
Sebab, kita dengan segala perbedaan yang melekat itu bukanlah sebagai jarak pemisah bagi kita untuk hidup harmonis. Sebab, NKRI adalah hadiah para pahlawan yang bersatu di tengah perbedaan. Maka, bukan masyarakat Indonesia namanya jika kita masih berpecah-belah.
Merdeka dan Pulih dari Mental Kebencian
Kebencian antar umat beragama itu bukan kemutlakan ajaran agama. Dia dibuat dan terus diproduksi dengan memanfaatkan agama. Lalu melahirkan semacam mental kebencian dan permusuhan. Jadi, mental kebencian adalah produk kelompok radikal yang memanfaatkan agama.
Jadi, dari sinilah kita harus sadar. Dimulai dari momentum kemerdekaan RI yang ke-77. Untuk kompak bersama agar pulih dari mental kebencian dan menggantikannya dengan mental kasih-sayang. Jadi, kita sembuhkan mental kebencian itu.
Baca juga: https://www.hwmi.or.id/2022/08/membidahkan-17-agustus.html?m=1
Karena, di dalam ajaran agama itu tidak ada sama-sekali ajaran agama yang sengaja membuat (hubungan kemanusiaan) kita berjarak dan penuh kebencian. Sebab, mental kebencian itu bukan perintah etis. Melainkan produksi radikal yang sengaja membawa kehormatan agama-Nya.
Oleh karena itulah. Kita perlu memperbaiki (hubungan keluarga) dalam tubuh NKRI ini. Sebagaimana, kita adalah saudara dan kita harus bersama hidup harmonis. Jangan biarkan mental persaudaraan kita dirusak oleh kelompok radikal.
Tentu, kita harus pulih dari mental kebencian itu. Mari kita renungkan bersama. Bahwa, sebeda apa-pun kita mengekspresikan hari kemerdekaan 17 Agustus 45. Kita tetap mengibarkan bendera yang sama dan satu tujuan yang sama. Maka, di sinilah saatnya kita pulih bersama menyembuhkan mental kebencian itu.
Virus Radikalisme Mencoba Memisahkan Kita
Ketika 17 Agustus tiba, semua akan merayakan kemerdekaan. Tanpa memandang perbedaan semua bersatu dalam kibaran merah putih. Maka, di situlah identitas kita yang sebenarnya. Kita sejatinya adalah (satu keluarga) dalam tubuh NKRI.
Namun, kelompok radikalisme membuat kita menjadi terpisah. Bahkan saling membenci. Baik dengan motif agama atau identitas primordial. Kita yang berbeda keyakinan dibuat agar berjarak dan tak bersahabat satu sama lain.
Baca juga: https://www.hwmi.or.id/2022/08/breaking-news-densus-88-tangkap-teroris.html
Sebab, kita kuat dan kita bisa merdeka dari penjajah karena (persatuan/kekeluargaan) itu. Jadi, dari sinilah kelompok radikal ingin menghancurkan kita. Dimulai dengan cara membangun mental kebencian antar identitas kita. Yaitu ingin merusak persatuan dan kebersamaan secara harmonis di tengah perbedaan.