Miskin disertai bersabar dahulu lalu kaya disertai bersyukur - HWMI.or.id

Tuesday 27 December 2022

Miskin disertai bersabar dahulu lalu kaya disertai bersyukur

Imam Ibnu Hajar al-Haitami, seorang mujtahid dalam mazhab Syafi'i menjelaskan tahapan keadaan Rasulullah sebagai berikut:

أن الفقر مع الصبر هو أوائل أحواله ﷺ، والغِنى مع الشكرِ هو آخرها، وعادةُ اللَّه تعالى الجاريةُ مع أنبيائه ورسله: أنه لا يختم لهم إلا بأفضل الأحوال والمقامات، فختمه لأفضل خلقه بالغِنى مع الشكر دليلٌ أيُّ دليل على أنه أفضل من الفقر مع الصبر

"Sesungguhnya kefakiran yang disertai kesabaran adalah awal mula kondisi Nabi Muhammad s.a.w. Sedangkan kaya dengan disertai rasa syukur adalah akhir kondisi beliau. Kebiasaan Allah yang diberlakukan pada para nabi dan rasulnya adalah tidak mengakhiri hidup mereka kecuali dengan level dan kondisi yang paling utama. Maka keputusan Allah mengakhiri kondisi makhluknya yang paling utama dengan keadaan kaya dalam keadaan bersyukur dalil yang terkuat bahwa kaya dalam keadaan bersyukur lebih utama daripada  kefakiran yang disertai kesabaran". (Ibnu Hajar, al-Fath al-Mubin Syarh al-Arba'in)

Maka beruntunglah orang yang bersusah-susah dahulu, hidup dalam keprihatinan, disiplin dan penuh perjuangan tetapi senantiasa tangguh pantang mengeluh dan menyerah hingga akhirnya menjadi kaya dan penuh rasa syukur sehingga bisa membantu orang lain.  Kemiskinan di awal perjuangan adalah pondasi pembentukan karakter yang tangguh dan menghargai nilai-nilai positif. Setelah karakter terbentuk, maka ketika menjadi kaya dia akan menjadi insan yang penuh rasa syukur dan berguna bagi orang banyak. 

Bila kebetulan anak-anak kita tumbuh dalam kemiskinan yang melanda kita sekarang, maka jangan berkecil hati sebab bisa saja itu adalah pondasi yang mereka butuhkan di masa depan mereka yang cerah nantinya.

- Gus AWA -

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda