Warga NU (Nahdliyin) harus semakin cerdas dalam membaca Gerakan politik tertentu, walau partai tersebut mengatasnamakan suara Nahdliyin. Bahkan mencatut nama kyai NU sebagai penguat gerakanya. Gus Yahya dalam keterangan persnya di Kantor PBNU, Sabtu (2/9) menegaskan, “Jangan ada calon atas namakan NU. Kalau ada, calon itu atas nama perilakunya sendiri-sendiri bukan atasnama NU”.
Nahdlatul Ulama’ (NU) Sebagai organisasi termasuk para kyai NU
tidak akan ikut campur dengan memberikan dukungan pada calon tertentu. “Kalau
ada klaim, kiai-kiai NU merestui itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak
ada pembicaraan terkait Capres atau Cawapres,” kata Gus Yahya Ketua Umum PBNU.
Nahdliyin semakin cerdas dan mampu tegas dalam mengambil
sikap politik, mereka sudah mampu menilai orang, dan tahu benar bagaimana
seharusnya warga NU memilih pemimpinya, Sebagai Nahdliyin pasti sudah memahami
sikap yang harus dilakukan dalam menentukan pemimpin masa depan bangsanya,
Indonesia.