Perbandingan antara “tipu daya perempuan itu besar” dan “tipu daya setan itu lemah” sering jadi materi ceramah populer. Beberapa ustaz bahkan berkata lantang: “Ini kata Allah dalam al-Qur’an!” Padahal, kalau kita telaah dengan jernih, pemahaman seperti itu tidak tepat. Bahkan bisa menyesatkan jika dijadikan dalih untuk menyalahkan perempuan sebagai sumber godaan, seolah lebih berbahaya dari setan.
Mari kita bedah perlahan.
1. “Sesungguhnya tipu daya kalian (perempuan) sangat besar” — QS. Yusuf: 28
Ayat ini muncul dalam kisah Nabi Yusuf dan istri al-‘Aziz (Zulaikha). Tapi perlu dicatat: kalimat itu bukan ucapan Allah, melainkan komentar suami Zulaikha. Artinya, ini bagian dari narasi kisah, bukan prinsip hukum. Yang disebut “tipu daya besar” di situ adalah skenario Zulaikha yang mencoba menyalahkan Yusuf. Dan Al-Aziz tahu Yusuf tak bersalah. Jadi, bukan karena perempuan itu secara kodrati penggoda.
2. “Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah” — QS. An-Nisa’: 76
Nah, yang ini baru firman langsung dari Allah. Disebut dalam konteks perang antara kebenaran dan kebatilan. Maksudnya jelas: meskipun setan adalah musuh utama, Allah memberi manusia bekal iman dan takwa untuk menghadapinya. Jadi bukan berarti setan tak berbahaya, tapi manusia diberi kekuatan untuk menang.
Apakah ini berarti tipu daya perempuan lebih besar dari setan?
Tentu tidak. Jangan comot dua ayat berbeda konteks lalu disandingkan seenaknya. QS. Yusuf:28 adalah ucapan manusia dalam situasi emosional. QS. An-Nisa:76 adalah prinsip teologis. Dan tak satu pun ayat Al-Qur’an pernah membandingkan secara langsung mana godaan yang lebih besar.
Untuk para ustaz, berhentilah menistakan perempuan pakai potongan ayat tanpa paham konteks. Salah konteks ini jadi bikin salah paham jamaah.
Untuk para cowok, jangan salahkan godaan cewek atau setan kalau kamunya memang yang lemah dan rapuh.
Dan untuk para cewek, tahu kok…godaan belanja di Shopee memang lebih bikin bergairah daripada godaan kami para cowok.
Tabik,
Penulis : Nadirsyah Hosen