Tak Terima Isu PKI Disebut Permainan Kadrun, PA 212 Minta Gerindra Pecat Poyouno
Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif mengakui pihaknya masih butuh keberadaan Facebook. Slamet menilai Facebook punya andil besar dalam dakwah mereka. (CNN Indonesia/Bintoro Agung Sugiharto).
Pernyataan Waketum Gerindra soal Isu Kebangkitan PKI dimainkan oleh para kadrun membuat Persaudaraan Alumni (PA) 212 meradang. Ketua Umum PA 212 melalui Slamet Maarif meminta Partai Gerindra memecat Arif Poyuono (AP).
“Gerindra wajib pecat Poyuono,” kata Slamet kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/6).
Menurut Slamet, gerakan neo-PKI telah digerakkan usai reformasi pada 1998. Gerakan itu saat ini telah masuk ke barisan pemerintahan dan parlemen,
“Kita sudah lama dan mengumpulkan indikasi-indikasi kebangkitan Neo PKI,” ujarnya.
Slamet menyebut mereka mulai berani berusaha masuk dalam ketatanegaraan, baik melalui munculnya BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) dan sekarang menginisiasi RUU HIP yang sangat membahayakan Pancasila.
Sebelumnya beredar video Puyouno yang mengatakan bahwa isu kebangkitan PKI adalah isu bohong yang dihembuskan oleh para kadrun dan kelompok yang ingin mendelegitimasi pemerintahan yang sah dan tidak mengingingkan perdamaian di Indonesia.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menyebut isu PKI dibuat untuk menjatuhkan Jokowi.
“Enggak ada [PKI]. Itu cuma isu-isu bohong aja. Isu-isu itu sebenarnya hanya untuk mendelegitimasi Kang Mas Jokowi. Yang selalu dituduh apapun, dia seakan-akan ada hubungannya sama PKI,” ujar Poyuono menjawab pertanyaan isu kebangkitan PKI.
Terkait pernyataan Puyono tersebut, dia terancam mendapat sanksi dari Gerindra. Hal ini diungkap oleh juru bicara Gerindra Habiburokhman di Twitter.
Menurut Habiburokhman, Sanksi tersebut tengah diproses internal Majelis Kehormatan DPP Gerindra. Namun, Poyuono bersikukuh dengan pernyataannya.
“Kadrun itu siapa? Saya tanya dulu kan. Kadrun-kadrun itu istilah, nggak ada orang yang mau disebut kadrun. Memang si Habib (Habiburokhman) mau saya sebut kadrun? Memang Gerindra kadrun? Kan bukan,” kata Poyuono saat dimintai tanggapan, Rabu (17/6/2020).
Pernyataan itu menuai kritik di media sosial hingga ramai tagar #TenggelamkanGerindra di Twitter
Menurut pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sudjito menegaskan isu komunisme yang terus dihidupkan setiap tahun tak relevan lagi. Sebab, komunisme, terutama PKI, sudah tak lagi berkembang di Indonesia.
“Faktanya tidak mungkin PKI berkembang, wong sudah ditetapkan sebagai masa lalu. Dan, beberapa negara di dunia komunisme bukan pilihan ideologi mereka lagi,” kata dia, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.
(suaraislam)
www.hwmi.or.id