Ulama Yang Tidak Punya Follower - HWMI.or.id

Tuesday 28 July 2020

Ulama Yang Tidak Punya Follower




Tidak Punya Follower

Imam Muhammad bin Abdillah Ibnu Malik, yang terkenal dengan Ibnu Malik adalah seorang ulama yang memiliki keistimewaan di hati santri nusantara, terlebih santri yang menghafal, mendaras dan memahami nazam beliau yang masyhur: al-Khulasah (Alfiyah). Bayt-bayt nazam beliau sering dikaitkan hal-hal dalam kehidupan: manhaj belajar yang benar, berlaku bijak bestari, mencari jodoh, poligami bahkan kadang dikaitkan dengan politik. Saya ingat teman saya ketika masa pemilihan presiden, pakai dalil Bayt Ibnu Malik untuk memilih Jokowi. 

ويحذف الثاني ويبقى الأول

Yang no 2 (Prabowo) dibuang saja (gak usah dipilih) dan yang pertama (Jokowi) tetap jadi presiden 2 periode. 

Entah, kalau beliau hidup, barangkali beliau akan marah kepada teman saya ini. Haha. 

Ibnu Malik ini - tutur guru kami, syaikh Ayyub Jazairi - memiliki kemampuan luar biasa dalam menazamkam bayt syair, sepertikalanya beliau membuat natsr. Sangat mudah sekali. 

Namun, ada yang menyedihkan sekali - menurut saya - dari kisah Ibnu Malik. Beliau termasuk ulama yang tidak banyak memiliki follower. 

Suatu hari beliau menunggu orang untuk belajar kepada beliau. Namun tak kunjung ada yang datang. Beliau pun berdiri dari jendela memanggil orang-orang yang ingin belajar tanpa rasa gengsi (meski beliau telah menjadi pendekar ulama lugah pada zamannya):

"Yang mau belajar ilmu Qiraat. Yang mau belajar ilmu Arabiyah." Tidak ada yang tertarik. Beliau pun pergi lalu mengucap: "Saya bebas dari beban menyembunyikan ilmu (karena beliau telah memanggil orang-orang yang ingin belajar). (Ghayat al-Nihayah: Imam Jazari). 

"Meski beliau tidak banyak memiliki pengikut, atau murid, Allah memberi beliau satu murid yang luar biasa sekali: Imam Nawawi rahimahullah. Satu murid berkualitas lebih baik dibanding banyak tapi tak ada kualitasnya." Tutur syaikh Ayyub al-Jazairi. 

Qultu: Banyaknya atau tidaknya follower bukan jaminan penerimaan Allah kepada kita. Saya ingat apa yang dikatakan Habib Ali Jifri pada satu kesempatan:

"Jangan kalian kira, ketika banyak orang berantusias hadir dan mendengarkan bacaan Alquran kalian di sebuah majelis, takjub dan berteriak 'Allah, Allah ya syaikh' adalah tanda penerimaan Allah kepada kalian. Orang-orang yang mengikuti konser justru lebih banyak dari ini." 

وما كل شهرة عليَّ عظيمةٌ 
ففرعون مشهورٌ ففَعَّالةُ الشر

وبعض خمولٍ درةٌّ فوقَ درَّةٍ
لها حسنٌ يخفى كما ليلة القدرِ

[الشيباني] 

Tidak semua kepopuleran itu agung. Firaun itu masyhur tapi ia rajanya keburukan. 

Beberapa hal yang tidak masyhur justru permata yang sangat tinggi. Ia memiliki keindahan yang dirahasiakan sebagaimana Laila al-Qadr. 

Madinatul Buuts, 18 Juli 2020

Makam beliau di Syam. Rahimahullah.

.
Credit: FB Beben, Salah satu mahasiswa Al Azhar, Asal pulau raas Madura.

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda