Wahai anakku (tercinta)
ketika engkau mengerti makna hadits tersebut
(hadits nasihat #14), maka dirimu tidak membutuhkan ilmu yang banyak, dan
renungkanlah hikayat yang lain, yaitu Imam Hatim al-‘Ashom salah seorang santri
Imam Syaqiq Al-Balkhi (semoga Rahmat Allah tercurahka kepada beliau berdua).
Suatu hari Imam Syaqiq al-balkhi bertanya
kepada santri yang bernama Hatim Al-‘Ashom :
Kamu telah menemaniku selama tiga puluh
tahun, apa yang telah engkau dapatkan?
Imam Hatim menjawab :” aku telah mendapatkan
delapan faidah dari ilmu, dan hal itu sudah cukup bagiku, karena sesungguhnya
aku berharap keselamatanku di dalam delapan faedah tersebut.
Lalu Imam Syaqiq Al-Balkhi bertanya : Apakah
delapan faidah tersebut?
Imam hatim Al-Ashom menjawab :
Pertama : Aku telah melihat semua makhluq, setiap
dari mereka memiliki kekasih yang dicintai dan rindukan, sebagian dari kekasih
itu ada yang menemaninya hanya sampai ketika sakit menjelang ajal, sebagian
dari kekasih itu ada yang mengantarkan sampai di pinggir kubur, kemudian
kembali dan meninggalkanya dalam kesepian dan kesendirian, dan tidak ada
seorangpun yang menyertainya masuk ke dalam kubur.
lalu aku berfikir dan berkata: sebaik-baik
kekasih adalah yang bisa ikut masuk di dalam kubur dan membahagiakanku disana,
dan aku tidak menemukanya kecuali amal-amal yang baik, maka aku menjadikanya
sebagai kekasih agar bisa menjadi lampu penerang didalam kuburku serta selalu
menjadi penentram yang tidak akan meninggalkanku seorang diri. (azf)