Khilafah (Ala HTI) Produk Gagal Yang Di Paksakan Di Indonesia - HWMI.or.id

Thursday 20 August 2020

Khilafah (Ala HTI) Produk Gagal Yang Di Paksakan Di Indonesia

 KHILAFAH (ALA HTI) PRODUK GAGAL YANG DIPAKSAKAN DI INDONESIA 


Jika khilafah yang dikoar-koarkan HTI itu benar dan sesuai dengan yang diimpikan, kenapa sejak tahun 1953 saat Hizbut Tahrir didirikan Taqiyudin an-Nabhani sampai saat ini belum bisa didirikan? Bahkan di negara asalnya saja, Palestina dan Libanon HT di depak dari tempat kelahirannya. Kok justru HT "berkantor" di London Inggris sebagaimana Ahmadiyah, Wahabi "berkantor". Apa hubungannya Wahabi (Mr Hampher), Ahmadiyah dengan Hizbut Tahrir, kok sama-sama diremot dari Inggris? Sapa Inggris itu dan bagaimana hubungan Inggris dengan Amerika dan Israel?


Pendirinya saja, Taqiyuddin an-Nabhani tak sanggup menegakkan Hizbut Tahrir di negeri asalnya Palestina dan Lebanon, bahkan di Timur-Tengah saja dibabat habis. Lha kok mau ditanam di tanah air Indonesia. 


Hizbut Tahrir (HTI) seharusnya tak banyak bacot dengan iming-iming yang tak rasional, misal: jika khilafah ala HTI berhasil maka tidak akan ada orang miskin, semua penduduk sejahtera, tidak ada korupsi, sekolah gratis, fasilitas kesehatan gratis, tidak ada pengangguran dan sebagainya. Dari pada koar-koar, lebih baik buktikan saja, tanpa banyak omong. 


Cari saja satu negara di dunia ini, lalu terapkan apa yang ada dalam mimpinya itu. Jika sudah ada satu negara (state model) yang dimimpikan HTI yang sukses misalnya, maka HTI tak perlu teriak-teriak menjajakan khilafah ala nya, hanya menghabiskan energi saja. Negara lain pasti akan studi banding dan mencontoh sistem pengelolaan model HTI tersebut. Jadi tak perlu dipaksa-paksakan untuk diterapkan di Indonesia. Bagaimana kita mau percaya, lha wong negara "idamannya" itu belum satupun terbentuk sejak 1953 HTI berdiri. Jika nggak mau negara percontohan, cari saja satu propinsi di Indonesia misalnya, untuk diterapkan sistem khilafah ala HTI. Atau jika nggak mampu setingkat propinsi, cari saja satu kecamatan atau desa percontohan, yang mana di desa tersebut diterapkan model khilafah ala HTI.


Janganlah menjadikan negeri Indonesia sebagai kelinci percobaan, karena ongkos sosial, religi, politik, ekonomi dan keamanan sangat mahal. Sekali lagi, cobalah cari negera lain untuk menumpahkan nafsu politik kekuasaan HTI yang dibungkus dengan topeng Islam. Lalu jika sudah ada negara model tersebut, mari kita bandingkan dengan negara Indonesia. 


Sukses mana model khilafah HTI atau model Pancasila? Bagaimana HTI mau menjadikan Indonesia sebagai negara model khilafahnya, nanti sebagai negara pembandingnya mana?

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda