MENOLAK KHILAFAH TIDAK BERARTI MENOLAK SYARIAH
Oleh : Nasirudin Jontor
Mereka para sales-sales HTI ingin mendirikan khilafah di negeri ini yang sudah mempunyai fondasi negara hasil kesepakatan para ulama yakni Demokrasi Pancasila yang memang masih perlu pembenahan secara kontinu agar menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Lalu mereka berdalih bahwa gagasannya khilafah tersebut bisa menegakan hukum syariah secara totalitas. Padahal Indonesia dengan sistemnya yang dirumuskan oleh "founding father" itu juga sudah melaksanakan syariah. Namun mereka para sales-sales HTI itu menanyakan bagaimana dengan hukum jinayah seperti hudud, rajam, potong tangan dan qishos yang memang kita akui dalam bab jinayah belum sepenuhnya terlaksana.
Namun mari kita berfikir sejenak kalau memang para sales HTI itu bertujuan menegakan syariah secara totalitas, kenapa mereka tidak berencana menegakan konsepnya di Arab Saudi sana yang secara secara sistem pemerintahan lebih mendekati konsep Khilafah besutan HTI, dan hukum jinayah (hudud, rajam, potong tangan dan qishos) di Arab Saudi sudah berjalan.
Harusnya disana lebih mudah donk untuk mendirikan khilafah besutan HTI. Tapi faktanya Arab Saudi pun menolak kehadiran HTI dan konsepnya, di negaranya, Arab Saudi.
Disinilah kita harus jeli dalam melihat harokah HTI. Meski mereka mengklaim sebagai pejuang "syariat" namun faktanya mereka hanyalah pejuang "sayyiat". Memanipulasi ayat-ayat suci dan sabda Nabi demi terealisasi syahawat politik nya.
Mereka, para gerombolan HTI sering menggunakan trik licik sbb:
1) "Feel a fear"
Contoh penyataan nya yang ga asing di telinga kita, "Siapapun yang menolak khilafah maka menolak syariat Allah". Padahal mereka sendiri menolak khilafah yang diusung Al-Qaeda, ISIS, JI, IM, KM, Jabhat al-Nusroh, JAD, JAT. (Sesama pengusung kok tolak-menolak).
2) "Playing victim"
Untuk menghasut umat Islam dan demi meraih simpati, mereka selalu mendiskreditkan pemerintah seolah-olah mereka didzholimi. Padahal aksinya sendiri yang menuai reaksi persekusi. Terus memframing bahwa rezim dzholim, rezim anti Islam dan blaa.. blaa.. blaa..
Padahal mereka tiap hari berkoar-koar kontra pemerintah, bahkan tak sedikit dari para pengecernya menghujat pemerintah. Dan bebas kesana kemari melakukan doktrin-doktrin fahamnya melalui halaqoh-halaqahnya, atau melalui buletin dan majalahnya. Namun pemerintah tidak melakukan tindak kekerasan pada gerombolan HTI tersebut.
Maka, saya pribadi menyatakan: MENOLAK KHILAFAH YANG DI USUNG HTI SEBAGAIMANA MEREKA MENOLAK KHILAFAH YANG DI USUNG OLEH GEROMBOLAN LAINNYA.
Boleh donk yaa akii yaa busiii yaa spioon yaa knalpoot...?
www.hwmi.or.id