Ramai Khilafah, Kiai Said: Kriteria Pemimpinnya Seperti Apa? - HWMI.or.id

Sunday 30 August 2020

Ramai Khilafah, Kiai Said: Kriteria Pemimpinnya Seperti Apa?

 Ramai Khilafah, Kiai Said: Kriteria Pemimpinnya Seperti Apa?

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj mempertanyakan kedudukan berdirinya sistem khilafah di Indonesia. Hal ini disampaikannya saat tausyiah di Yayasan Raudlatus Syabab (5/12/2019).

Hizb ut Tahrir mempunyai pemimpin pertama yang bernama Taqiyyudin an Nabhani. Pada awalnya nama kelompoknya adalah Hizb ut Tahrir Palestina, gerakan untuk memerdekakan Palestina. Setelah wafat, posisinya diganti oleh Abdul Qodim. Kemudian mulai merombak dengan menghilangkan kata-kata Palestina menjadi Hizb ut Tahrir yang membuat makna menjadi bias. Gerakan membebaskan orang Islam dari sekat-sekat nasionalisme dengan tujuan untuk kembali ke khilafah.

“Sekarang kita tanya, kriterianya orang yang bisa jadi khilafah seperti apa, kalau sudah ada cara menentukannya gimana, kalau milihnya pake coblosan berarti bukan sistem Islam. Ini sistem barat coblosan ini. Coblosan itu, kaya pemilu itu, sistem barat itu, bukan dari islam,” jelasnya.

Menurutnya, khilafah yang digaungkan itu utopia, mimpi-mimpi romantisme yang dibangun berdasarkan ketidaksesuaian.

“Katanya khalifah adil, makmur, sejahtera. Memberikan keadilan, gaji sampai 20 juta. Masyarakat pada berangkat ke sana, ya Allah yang perempuan dijadikan budak seks. Di youtube banyak itu pengakuan, perempuan-perempuan indonesia yang berangkat ke Syria dijadikan budak seks,” ucapnya.

Buya, sapaan akrabnya juga menjelaskan Islam tidak mengajarkan hal itu. Membunuh manusia dengan semaunya dan memperlakukannya dengan tidak manusiawi.

“Itu isis yang sebenarnya. Isis yang membentuk namanya Musab Zarqawi anak Jordan tinggal di Tel Aviv, jadi ISIS itu 100% made in Israel. Terus mati sudah kebunuh, melihat ISIS tidak ada pemimpinnya di ambil kepemimpinan itu,” katanya.

“Pusat nya dipindah ke kota Mosul. Oleh Amerika dibiarkan untuk menakuti Iran. Eh tahunya semakin kuat, ngerampok bank, ngerampok minyak, Amerika kaget, dibiarkan terlalu bahaya, malah akan mencetak uang sendiri. Akhirnya Amerika ikut membasmi isis,” lanjutnya menjelaskan.

Lebih lanjut, Kiai Said mengatakan berhamburannya ISIS yang diserang oleh Amerika memaksa kelompoknya untuk lari ke negara lain. Indonesia adalah salah satu negara paling terbuka dan diicar ISIS. Beliau mengatakan Indonesia menjadi negara paling bebas masuknya orang-orang ISIS.

“Maka mereka jaringannya Fhilipina Selatan, Sulawesi Tengah Poso, baru ke Jawa. Di Jawa nanmanya bukan ISIS, ansharut daulah, kita ini semua kafir boleh dibunuh, yang lain itu namanya ansharut tauhid, non muslim sasarannya,” ucapnya.

Kemudian Kiai Said juga menjelaskan mengenai salafi dan wahabi. Menurutnya, wahabi sangat halus pergerakannya. Mereka membangun masjid, madrasah, adanya beasiswa, yang bertujuan mengajarkan ajaran wahabi.

“Sudah ada 800 masjid made in wahabi. Sudah ada yayasan, di Jember juga ada. Wahabi itu halus, ga ngebom. Salafi agak keras, yang ngebom itu ya teroris, ansharut daulah dan ansharut tauhid itu ngebom. Hanya jangan tahlilan musrik, jangan maulid nabi bid ah, caranya halus,” ungkapnya.

Terakhir, beliau menegaskan salah satu ayat di Al-Quran yang berkata: Hai Muhammad, orang-orang yang bikin gaduh di Madinah, usir Muhammad. Jangan kamu biarkan mereka hidup bersama kamu di Madinah.

“Itu Quran itu, kalau kita, usir organisasinya, usir mazhabnya, orangnya monggo masuk NU. Kan gitu,” pungkasnya.(dakwahnu)

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda