Wakil Ketua LD PBNU Kiai Misbah : Cinta Tanah Air itu Perintah Allah dan Rasullullah
Wakil ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH. Misbahul Munir menegaskan cinta kepada bangsa dan tanah air itu perintah Allah dan perintah Rasulullah SAW. Hal ini disampaikannya di acara Kiswah (Kajian Islam Ahlussunnah Wal Jamaah) di iNews TV (16/8).
“Membahas Cinta tanah air (hubbul wathan), hal ini merupakan perintah agama, perintah Allah SWT dan perintah Rasulullah SAW. Karena itu, Hadtratusyaikh dan Kiai Wahab pernah menyampaikan hubbul wathan minal iman. Cinta tanah air atau nasionalisme itu bagian dari iman,” tegas Ketua Aswaja Center ini.
Kiai Misbah menyampaikan di dalam kitab Ruhul Bayan menyebutkan sesungguhnya Allah yang menurunkan kepada kamu wahai Muhammad Al-Qur’an dan akan mengembalikan kamu ke tempat asalmu (Mekkah). Suatu ketika Rasulullah SAW menyampaikan kerinduannya untuk kembali ke Mekkah. itu karena Rasulullah mempunyai sifat manusiawi, cinta kepada tanah air.
“Dalam kitab Ruhul Bayan disebutkan, ayat ini menunjukkan sesungguhnya cinta tanah air/nasionalisme itu bagian daripada iman, perintah Allah perintah Rasulullah saw,” ucapnya.
Selanjutnya, beliau menjelaskan ada dua hal penting yang paling ditakuti dan dihindari oleh manusia, yaitu mati dan keluar dari kampung halaman.
“Dan ini kalau kita berbicara ruh dari pada karakter manusia, ada dua hal yang paling ditakuti yakni mati dan keluar kampung. Jauh dari kampung halaman, ada dua hal yang kita hindari dan takut, takut mati dan takut keluar dari negeri kita. Ini dituliskan dalam Al-Qur’an, andaikan kamu disuruh membunuh dirimu, dan disuruh keluar kampung halaman, sedikit orang yang mau. Artinya cinta kepada kampung halaman ini adalah bagian dari karakter manusia, manusiawi,” terangnya
Karena itu Rasulullah ketika pergi dari satu daerah kembali ke Madinah, itu Rasulullah langsung, untanya dipercepat, rindu Rasullullah itu,” sambungnya.
Kemudian, Ketua Aswaja Center ini menegaskan kembali kesadaran di mana kita tinggal di situlah kita cinta kepada bangsa tersebut.
“Persoalannya ini kita ini sadar, ada di NKRI, bukan di Mekkah, Madinah, Eropa. Maka kita cinta kepada Indonesia, cinta kepada bangsa ini adalah perintah Allah perintah Rasulullah SAW. Karena dicontohkan oleh nabi, cinta kampungnya, cinta bangsanya. Dan kita diperintah oleh Allah, kalau kamu cinta kepada Allah ikut kepada aku, siapa aku? Kanjeng nabi Muhammad SAW. Dia antara ajaran Rasulullah adalah cinta tanah air,” tegasnya.
Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Qur’an (PIQ) Al-Misbah Jakarta ini mengatakan fanatik kepada bangsa harus, tetapi tidak berlebihan.
“Kalau kiai berikan kemampuan kekiaiannya, ilmu nya kepada bangsa ini. Ini yang saya maksudkan untuk fanatik kepada bangsa. Kalo fanatik kepada agama, harus, fanatik kepada bangsa harus. Cuma jangan sampai kemudian menghina orang lain, itu bukan fanatik,” tuturnya.
Dalam konteks Islam dengan Islam seluruh dunia adalah saudara, kita sepakat. Tetapi dalam konteks kebangsaan, kita sepakat kita bukan orang Eropa, Afrika. Kita ini orang Indonesia. Ada yang mempertemukan, kita adalah sesama bangsa Indonesia, tutupnya. (Ahn/dakwahnu)