Darussalam, Kiai Said: Negara Damai, Negara Berakhlak - HWMI.or.id

Monday 21 September 2020

Darussalam, Kiai Said: Negara Damai, Negara Berakhlak

 Darussalam, Kiai Said: Negara Damai, Negara Berakhlak


Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj mengingatkan kepada warga Nahdlatul Ulama (NU) bahwa Indonesia merupakan darussalam, negara yang damai. Negara damai yang diusung NU merupakan hasil keputusan para Kiai NU pada Muktamar NU tahun 1936 di Banjarmasin.

“Keputusan muktamar NU tahun 1936 di banjarmasin, bahwa Indonesia bukan negara Islam, bukan negara agama, tapi darussalam, negara yang damai,” terang Kiai Said dalam tausyiahnya pada Kamis (2/7/19).

“Itu ijtihadnya para Kiai NU sejak tahun 1936, maka Indonesia negara kebangsaan, agama apapun, suku apapun adalah warga bangsa Indonesia,” lanjutnya menjelaskan

Menurutnya hal itu dinamakan muwatonah, citizenship (kewarganegaraan). Jadi siapa saja yang mengaku warga Indonesia, tergolong saudara sebangsa setanah air. Meski berbeda agama dan berbeda suku, setiap warga negara yang tinggal di Indonesia adalah Bangsa Indonesia.

Sempat menjadi perdebatan, Pancasila akhirnya dipilih sebagai asas tunggal Indonesia. Hal ini disepakati Kiai-Kiai NU pada Munas di Situbondo pada tahun 1983 karena Pancasila tidak bertentangan dengan agama Islam. Di negara Pancasila, seluruh ibadah Islam tidak ditentang dan tidak dilarang bahkan dilindungi. Warga NU bebas melakukan kegiatan keagamaan.

“Percuma, kalau kita ngaku agama Islam, tapi bunuh bunuhan. Mau begitu?” singgung beliau mengenai negara agama yang saat ini jauh dari akhlak Islam, akhlak damai.

Al Qur’an telah memberikan peringatan untuk berhati hati terhadap ujaran kebencian. Menurut Kiai Said, Jangan mudah terombang-ambing oleh media sosial yang dipenuhi dengan adu domba, hoax, hate speech, fitnah, dan mengajak pada permusuhan.

Lebih lanjut ia mengingatkan Warga NU untuk hati hati dalam menggunakan media sosial, jangan sampai saling mencaci maki. Warga NU harus menunjukkan akhlakul karimah. Akhlal yang baik. Hal itu merupakan Islam yang kaffah.

“Ayo kita tunjukkan warga NU dengan akhlakul karimah. Itu sudah berarti Islam kaffah. Sudah shalat lima waktu, Haji, Umrah, Zakat bagi yang berkewajiban zakat, puasa Ramadlan, dan akhlaknya dibangun. Itu sudah Islam kaffah,” pungkasnya. (Ahn/dakwahnu)

Kontributor: Via Qurrotaaini (Mahasiswi Univ Diponegoro)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda