Kiai Said dan Maraknya Ustadz Gadungan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj mengungkapkan situasi dan kondisi yang kian berbahaya. Hal ini dikarenakan semakin maraknya orang Islam yang mengkafirkan muslim lainnya.
“Jadi Islam ini yang Islam seperti apa, hanya mereka saja, yang lain kafir gitu? Orang NU kurang begitu Islam? Kalau kopiah hitam kurang Islam gitu,” ungkapnya pada acara Catatan Najwa pada (15/3/19)).
Kiai Said mengatakan orang Islam itu orang yang temannya tidak terganggu melaui lisan maupun tangannya. Artinya, orang Islam harus menjaga ucapannya agar tidak melukai perasaan orang lain dan menjaga tangannya agar tidak mudah bermain fisik.
Selain itu, Beliau juga menyampaikan bahwa Gus Dur telah memprediksi kejadian yang sedang ramai ini, banyak ustadz-ustadz tidak tahu asal usulnya dianggap ustadz oleh masyarakat.
“Gus Dur sudah memprediksi waktu masih menjadi Ketum PBNU, nanti akan datang masa, ada orang bukan keturunan pesantren dipanggil ustadz, dianggep ustadz. Sebelum menjadi presiden, menjadi Ketum PBNU,” jelasnya.
Sebagian penceramah sangat populer di berbagai tempat, kiai-kiai yang bicaranya sangat keras, mudah mengkafirkan, dan ketika berbicara di mimbar masjid tidak ragu untuk mengutarakan hal-hal yang buruk. Buya, mengeluarkan pendapatnya mengenai kejadian tersebut.
“Pengikut imam Abu al-Hasan al-Asy’ari, itu mazhabnya tidak boleh mengkafirkan orang yang masih mengakui bahwa solat itu masih menghadap ke kiblat. Banyak pengikutnya yang juga lantang berbicara terutama dimedsos seolah-olah itu menjadi mayoritas menjadi yang benar,” katanya.
“Mari kita profesional dan proporsional, bicara agama yang ahlinya dong, bicara teknologi ya ahlinya, bicara ekonomi ya bankir atau ekonom. Tolong yang bukan ahli agama, jangan bicara agama,” lanjutya menegaskan.
Lebih lanjut, Kiai Said menganggap masalahnya sekarang itu banyak ustadz baru yang sok ngerti, seharusnya memang diuji. Membahas mengenai ujian, Beliau tidak setuju dengan rencana Kemenag ingin membuat sertifikasi ulama. Karena menurutnya, pemerintah nanti ke depannya akan terlalu jauh mengintervensi masuk ke dalam.
NU juga mempunyai Lembaga Dakwah (LD) PBNU yang mengisi khutbah di masjid-masjid. Tetapi memang, Kiai Said mengakui di beberapa tempat tidak diterima karena kurang keras dan upaya jihadnya kurang.
“Nah itu, jihad hanya diartikan ngomong keras, sedangkan jihad itu membawa kebaikan, membangun sesuatu untuk kebaikan. Jihad itu menekan hawa nafsu kita, ego kita, bisa hidup bersama itu jihad,” pungkasnya.(dakwahnu)
www.hwmi.or.id