Rektor Universitas Ez-Zitounah Tunisia Sepakat Islam Nusantara
Rektor Universitas Ez-Zitounah Tunisia Syekh Hichem Grissa sepakat dengan adanya wacana Islam Nusantara. Hal ini ia nyatakan saat berbincang dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
"Saksikan wahai saudara sekalian, bahwa kami bersepakat (tentang Islam Nusantara)," kata Syekh Hichem di Kantor PBNU lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (21/1).
Pada kesempatan itu, Syekh Hichem juga menyampaikan bahwa toleransi di Arab dan di luar Arab itu berbeda. Menurutnya, toleransi di luar Arab, khususnya di Indonesia, itu toleransi yang sesungguhnya.
"Toleransi di luar Arab itu toleransi yang murni, sementara di negeri kami, di Arab sendiri, toleransi itu kadang ada, kadang juga menghilang," ujarnya.
Sebelumnya, Kiai Said menyampaikan bahwa Islam Nusantara merupakan Islam dengan bentuk Islam yang ada di Nusantara, mencakup Indonesia, Malaysia, Brunei, dan lain-lain.
"Islam dengan format Nusantara, Islam yang melawan ekstremisme," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
Dalam pertemuan itu juga Kiai Said menjelaskan, ada banyak ulama Nusantara yang populer di Arab. Syekh Nawawi, misalnya, yang mengarang kitab Tafsir Munir, Nihayatuz Zain Syarh Fath al-Muin, dan lain-lain.
Ia juga menyebut nama Syekh Ihsan Kediri yang mengarang Sirajut Thalibin Syarh Minhajul Abidin, Syekh Mahfudz At-Turmusi yang menulis kitab Manhaj Dzawin Nadhar, KH Sahal Mahfudz yang menulis kitab Thariqatul Hushul Syarh Ghayatul Wushul, dan sebagainya.
"Al-Bantani itu di Jawa, At-Turmusi itu di Jawa, Al-Qodiri itu Kediri Jawa Timur," jelas Kiai Said. Kiai Said pun menjelaskan bahwa kitab-kitab itu ditulis dengan menggunakan bahasa Arab.
Mendengar hal itu, Syekh Hichem meminta para mahasiswanya yang turut hadir pada pertemuan tersebut untuk membawa kitab-kitab karya ulama Nusantara tersebut. (Syakir NF/Muhammad Faizin/NU Online)
www.hwmi.or.id