Romantisme Kiai Said Dan Habib Umar Bin Hafidz, Oase Di Tengah Maraknya Ujaran Kebencian - HWMI.or.id

Monday 7 September 2020

Romantisme Kiai Said Dan Habib Umar Bin Hafidz, Oase Di Tengah Maraknya Ujaran Kebencian

 Romantisme Kiai Said dan Habib Umar bin Hafidz, Oase di Tengah Maraknya Ujaran Kebencian

Romantisme antara ulama NU dengan Habaib tercermin saat Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj dengan ulama kharismatik asal Hadramaut, Yaman, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bertemu, bersilaturrahim di lantai 3 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (23/9/19)

Setibanya di lantai 3, pemandangan menyejukkan terjadi, yaitu ketika Kiai Said mencium tangan Habib Umar. Sejumlah kalangan menilai, apa yang dilakukan Kiai Said merupakan akhlak mulia yang terus ditunjukkan oleh para ulama NU. Mereka menjadi oase di tengah maraknya ujaran kebencian dan prasangka buruk yang disajikan sejumlah kelompok.

Pertemuan yang terjadi sekitar 15 menit itu diikuti oleh Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, KH Zakky Mubarok, KH Nurul Yaqin Ishaq, KH Mujib Qulyubi, KH Miftah Faqih dan sejumlah Ketua PBNU, di antaranya KH Abdul Manan Ghani, H Eman Suryaman, dan H Marsudi Syuhud.

Kiai Said mengatakan bahwa pertemuan tersebut di antaranya membahas tentang Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), dan Islam wasathiyah. Beilau menyampaikan, pada pertemuan tersebut Habib Umar menyampaikan terima kasih kepada NU karena telah menjadi benteng Aswaja di Indonesia. Atas peran NU, Aswaja hingga kini tetap eksis dan kuat di Indonesia.

“Beliau sangat-sangat NU karena (pengikut) Imam Asy’ari, Imam Syafi’i. Beliau bahkan sangat mendoakan NU, bahkan membaca kitab-kitab karya KH Hasyim Asy’ari di sana, diajar ke murid-muridnya,” kata Kiai Said usai pertemuan.

“Kalau enggak ada NU, mungkin Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia sudah hilang,” kata Kiai Said menirukan pernyataan Habib Umar.


Kiai Said dan Habib Umar bin Hafidz Sedang Berbincang Tentang Aswaja dan Wasathiyah

Menurut penjelasan Kiai Said, Habib Umar mengungkapkan bahwa santri asal Indonesia yang ada di Yaman sekitar 1000 orang, dan santri-santri tersebut dikatakannya akan dipesankan oleh Habib Umar agar ketika kembali ke Indonesia untuk aktif di NU.

“Beliau akan mengkader, akan menggembleng santri-santri asal Indonesia agar kalau pulang ke Indonesia harus aktif di NU,” jelasnya.

Sementara Kiai Said mengatakan kepada Habib Umar bahwa NU bukan hanya benteng Aswaja di Indonesia, melainkan di Nusantara. Indonesia tetap kuat walaupun diapit oleh dua negara non-Muslim, yakni China dan Australia. Menurut Kiai Said, jika Indonesia tidak memegang prinsip wasathiyah (moderat), maka mudah dirusak.

“Kalau kita enggak wasathiyah, kita sudah diserang, tapi karena kita beprinsip wasathiyah, maka mereka menghormati kita,” kata Kiai Said kepada Habib Umar.(Ahn/Dakwahnu)

www.hwmi.or.id

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda