Habib Melawan Pemerintah Yang Sah? Lirboyo: Tetap Kita Cintai Tapi Jangan Digauli Atau Diikuti - HWMI.or.id

Saturday 21 November 2020

Habib Melawan Pemerintah Yang Sah? Lirboyo: Tetap Kita Cintai Tapi Jangan Digauli Atau Diikuti

 Habib Melawan Pemerintah yang Sah? Lirboyo : Tetap Kita Cintai Tapi Jangan Digauli

Pengasuh pondok pesantren Lirboyo, KH Athoillah Sholahuddin Anwar, melalui sebuah unggahan video yang telah beredar luas di media sosial, memberikan imbauan kepada para alumni pesantren dan masyarakat umum, untuk berhati-hati dalam menerima atau mendengarkan ceramah dari para tokoh masyarakat atau pendakwah yang akhir-akhir ini cenderung provokatif.


Imbauan itu diunggah chanel YouTube KBN Nusantara pada Selasa 17 November 2020, yang memberi judul ‘Habib Melawan Negara ?? Pesantren Lirboyo Keluarkan Fatwa Tegass!.


“Kepada para santri dan alumni pesantern Lirboyo dan masyrakat umum, harus lebih berhati-hati menerima ceramah dan dakwah dari tokoh masyarakat yang akhir-akhir ini cenderung provokotif,” kata KH Athoillah Sholahuddin Anwar, yang merupakan pengasuh pondok pesantren tertua di Jawa Timur, Kamis (19/11/2020).


Beliau juga menjelaskan bahwa kita tidak boleh melakukan pemberontakan kepada pemerintah yang sah, dan juga kewajiban bagi kita sebagai umat muslim untuk menghormati Habaib yang merupakan cucu Rasulullah SAW.


“Tidak ada rumus dalam ajaran kita untuk berontak pada pemerintah yang resmi. Jika ada para habaib yang seperti itu, bagaikan istri kita yang sedang haid, tetap kita cintai tapi jangan digauli,” kata Kiai Athoillah.


Maksud dari ungkapan tersebut adalah para Habaib yang seperti itu harus tetap kita cintai dan hormati karena mereka adalah Ahlu Bait Rasulullah, namun kita bisa berbeda sikap jika ajakannya tidak sesuai dengan tuntunan syariat.


Kiai Athoillah juga menambahkan bahwa para Habaib harus dihormati, akan tetapi kita juga harus memiliki pegangan syariat agar dapat menilai apakah mereka pantas untuk diikuti atau tidak.


“Terkait dengan para tokoh masyrakat terutama habaib, harus tetap menghormati beliau, namun untuk mengikuti kepada beliau kita punya pegangan syariat, apabila tidak sesuai syariat kita tidak perlu mengikuti beliau,” jelas Kiai Athoillah.


Ia juga mengibaratkan para ulama atau Habaib yang memiliki perangai tidak sesuai Rasulullah SAW itu, seperti Al Qur’an yang rusak. “Ada juga ulama sepuh yang mengibaratkan seperti Al Qur’an yang rusak, tidak bisa kita manfaatkan tapi juga tidak boleh kita injak, karena itu adalah mushaf Al Quran,” tandasnya. (ahn/dakwahnu)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda