Belajar Dari Akhir Konflik Politik (Renungan Bagi Kita Yang Awam Politik) - HWMI.or.id

Tuesday 22 December 2020

Belajar Dari Akhir Konflik Politik (Renungan Bagi Kita Yang Awam Politik)

 


BELAJAR DARI AKHIR KONFLIK POLITIK (Renungan Bagi Kita Yang Awam Politik)


Apa kabar kalian yang hanya karena mendukung Prabowo sampai mau ikut-ikutan:


⛔ Memfitnah Jokowi sebagai PKI

⛔ Memfitnah Jokowi orang China

⛔ Memfitnah Jokowi anti Islam

⛔ Memfitnah Jokowi mengkriminalisasi ulama'


Apa kabar kalian yang hanya karena mendukung Sandiaga Uno sampai mau ikut-ikutan:


⛔ Memfitnah Kiai Ma'ruf ulama' Su'

⛔ Memfitnah Kiai Ma'ruf diperalat

⛔ Memfitnah Kiai Ma'ruf bodoh politik 

⛔ Memfitnah Kiai Ma'ruf gila jabatan 


Bukankah Jokowi adalah asli jawa dan seorang muslim? 


Bukankah Kiai Ma'ruf adalah seorang yang sangat alim luar biasa?


Apa kabar kalian yang memecah belah umat dengan sebutan:


⛔ Partai Allah VS Partai Setan 

⛔ Al Haq VS Al Bathil

⛔ Pasukan Badar VS Kafir 


Hanya gara-gara beda pandangan, hanya karena beda langkah politik, dengan mudahnya kalian menghujat, mencaci-maki, merendahkan, memfitnah, menyebar hoax, menuduh dengan berbagai tuduhan buruk, melempari mereka dengan kata-kata yang sangat tidak pantas, dan lain sebagainya.


Sekarang, Prabowo Sandi yang kalian bela mati-matian telah bersatu dengan Jokowi Ma'ruf yang kalian benci mati-matian di pilpres 2019 lalu.


Mereka duduk manis di dalam pemerintahan. Harmonis dan bekerja sama. Sedangkan kaum awam, bahkan para ustadz yang anti Jokowi banyak yang masuk penjara gara-gara kebencian yang berlebih-lebihan.


Dari kejadian ini hendaknya kita belajar dan mulai sadar bahwa dalam berpolitik jangan keterlaluan dalam membenci. Apalagi sampai membenci lawan politik atas nama agama. 


Kebencian yang mengatasnamakan agama di kalangan awam itu biasanya awet, sedangkan permusuhan dalam politik di kalangan elit itu hanya bersifat sementara.


Mari kita ingat-ingat lagi pepatah dalam politik:


"Tidak Ada Kawan dan Lawan Abadi, yang Ada Hanya Kepentingan Abadi"


(Saiful Anwar)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda