NU Peduli Kirim Alkes 25 Miliar ke Rumah Sakit NU se-Pulau Jawa
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui NU Peduli Covid-19 melakukan pemberangkatan bantuan alat kesehatan ke rumah sakit dan klinik NU se-Pulau Jawa, Senin, 28 Desember 2020. Pemberangkatan dilangsungkan dari Pesantren Al-Tsaqafah Jagakarta, Jakarta Selatan, asuhan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Total bantuan senilai 25.523.794.506 (Dua puluh lima miliar lima ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus sembilan puluh empat ribu lima ratus enam rupiah).
Pelepasan bantuan dilakukan oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj didampingi Ketua PBNU Robikin Emhas, Wasekjen PBNU Andi Najmi, Ketua LPBI Ali Yusuf, Ketua NU Care-LAZISNU H Achmad Sudrajat dengan membentangkan bendera NU ke angkasa. Pelepasan diiringi dengan Shalawat Tibbil Qulub.
Iring-iringan truk yang membawa alat-alat kesehatan keluar dari halaman Pesantran Al-Tsaqafah. Pelepasan kali ini adalah gelombang ketiga. Sebelumnya pada 29 November 2020 dikirimkan bantuan untuk 5 rumah sakit, dan 1 Desember 2020 dikirimkan bantuan ke 10 rumah sakit.
Ketua Pengarah NU Peduli, H Andi Najmi Fuaidi mengatakan PBNU melalui NU Peduli Covid-19 sejak sejak Maret 2020 melakukan upaya penanganan dan pencegahan Covid-19. Warga NU bergerak cepat melakukan penyemprotan disinfektan ke tempat umum, masjid dan pesantren. Relawan NU juga membagikan bantuan APD dan disinfektan. Di bidang penanganan ekonomi, NU Peduli membagikan bahan makanan dan permodalan usaha.
"Nilainya mencapai lebih dari 300 miliar," kata Andi Najmi.
Bantun ini berasal dari masyarakat, pihak swasta, Nahdliyin dan secara individu.
"Penanganan Covid-19 tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah, tapi semua pihak salah satunya yang dilakukan NU," ujarnya.
Pengiriman bantuan alat kesehatan ke rumah sakit ini merupakan bukti keistiqamahan NU Peduli. "NU Peduli tidak akan lelah tapi istiqamah. Kepada PBNU kami minta arahan agar semua relawan tetap bekerja sesuai tradisi NU dengan tetap menjaga kesehatan yang ada," tegasnya.
Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan wabah Covid-19 telah memberikan hikmah untuk lebih peka kepada sesama dan menjaga kebersihan lingkungan. Kiai Said mengungkapkan dirinya pernah terkena Covid-19 dan dirawat selama 9 hari, merasakan batuk, tenggorokan kering, dan lelah.
Ia juga mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an bahwa manusia akan diuji dengan kelaparan, kecemasan, penyakit, wabah, dan cobaan lainnya. Ujian ini harus dihadapi dengan sabar dan tegar.
Ia menyayangkan masih ada sebagian masyarakat tidak patuh dengan protokol kesehatan bahkan tidak percaya adanya Covid-19. "Bahwa Covid-19 atau Corona itu ada, korbannya tidak pandang bulu, kiai, pengusaha, orang kaya, bahkan dokternya juga jadi korban, musibah ini tidak pandang bulu," ungkapnya.
Kiai Said berpesan pada warga Nahdliyyin terutama santri untuk mematuhi protokol kesehatan, pakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, peduli dengan kesehatan lingkungan, ikuti taati sampai Covid-19 hilang.
"Mudah-mudahan setelah Covid-19 nanti ekonomi bangkit lagi, kita optimis lagi, semangat lagi, UKM bangkit, sekolah tatap muka lagi," pungkasnya.(NU Online)