Tanggapi Babe Haikal Hassan, KH Marzuki Mustamar: Kelompok itu Berkali-kali Bohong
SURABAYA – Tanggapi video Babe Haikal Hassan, KH Marzuki Mustamar mengatakan agar jangan percaya dengan kelompok yang sudah terbukti berkali-kali bohong.
“Jangan dipercaya, kelompok itu berkali-kali berbohong. Tempo hari menyebarkan isu katanya Habib Umar mimpi, Nabi pesan suruh mentaati pemimpin mereka, apa yang jadi pesannya pemimpin mereka, adalah pesannya Nabi SAW. Belakang Habib Umar Yaman klarifikasi tidak pernah mimpi seperti itu,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad ini dalam sebuah video yang viral beredar di media sosial.
Kiai Marzuki melanjutkan bahwa kebohongan serupa juga dinisbatkan kepada Kiyai Thoifur, Sumenep.
“Setelah itu disebar lagi mimpinya Kyai Thoifur Sumenep seperti mimpinya Habib Umar, belakangan Kyai Thoifur klarifikasi tidak, aku tidak pernah mimpi yang seperti itu. Itu kan kebohongan,” lanjut mantan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang 2 periode.
“Lalu, yang kemaren menggambar (memotret, red) orang mati terseyum, diceritakan itu teman mereka yang tertembak, mati husnul khotimah tersenyum. Lalu yang digambar mengklarifikasi aku masih hidup,” ceritanya lagi.
Penulis kitab Al Muqtathafat li Ahl Al Bidayat ini mengingatkan agar masyarakat muslim tidak mudah percaya dengan orang yang suka berbohong. Karena kalau percaya akan menanggung sendiri akibatnya.
“Mudah sekali buat cerita bohong, kalau orang bohong kamu percaya, besok masuk neraka rasakan sendiri. Tidak beleh percaya kepada orang yang suka bohong,” pesannya.
KH Marzuki Mustamar menggambarkan sikap ulama terdahulu yang tidak percaya lagi terhadap orang yang ketahuan berbohong, walau hanya satu kali dalam hidupnya.
“Perawi hadist, sekali saja berbohong oleh Imam Bukhari langaung saja divonis hadistnya palsu. Sekali ketahuan bohong lo itu, hadistnya langsung dicap hadist palsu. Lah ini sudah kebohongan yang berapa kali, kamu masih percaya organisasinya? Loh jangan percaya, berbahaya,” pesannya.
Para pembohong itu, menurut KH Marzuki Mustamar, termasuk musuh Allah. Mereka melariskan kampanye dan propaganda politiknya sampai bersumpah bohong.
“Ini yang termasuk musuhnya Gusti Allah, orang yang melariskan dagangannya, melariskan kampanyenya, propaganda politiknya, sampai bersumpah-sumpah yang itu bohong,” tutup KH Murzuki Mustamar
Sementara, beredar video pengakuan Haikal Hassan berjumpa dengan Rasulullah. Haikal bersumpah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dan mengaku mendapat pesan dari agar tidak takut.
“Seraya Rasulullah berucap kepada saya, jangan takut kata Rasulullah, jangan khawatir kata Rasulullah. Salmah dan Umar (anak Haikal) bersama saya, demi Allah saya mendengar langsung Rasulullah berkata demikian,” papar Haikal kepada jamaah saat prosesi pemakaman 6 orang laskar FPI yang tewas setelah ditembak polisi akibat melawan petugas.
Jika menelisik jauh ke belakang, nama Haikal Hassan Baras alias Babe Haikal mulai menjadi buah bibir setelah aksi massa 2 Desember 2016 atau yang terkenal dengan aksi 212.
Babe Haikal Hassan Baras menjadi panitia persiapan aksi tersebut bersama-sama dengan pentolan beberapa kelompok lain yang mengatasnamakan Islam.
Haikal Hassan lahir di Jakarta pada 21 Oktober 1968. Namun, data tanggal kelahirannya diubah oleh orang tua saat ingin mendaftar sekolah. Perubahan itu membuat jati diri dia sulit terlacak.
Haikal mengatakan, “Ane orang Betawi, lahirnye tanggal 21, tapi dicatatnya (tanggal) 22. Bulannya Oktober, supaya bisa sekolah, dimuda-mudain tahun 1970, padahal tahun 1968.”
“Jadi udah nggak jelas. Kata ibu saya, saya lahir di Bogor, kata bapak saya di Jakarta. Udah, makin nggak jelas,” kata Haikal dalam video saat dirinya diundang sebagai penceramah tamu oleh Aa Gym, tahun 2018.
Babe Haikal Hassan Baras menempuh seluruh pendidikan dasarnya (SD, SMP, SMA) di Ibu Kota Jakarta.
Sosok yang dianggap sebagai ustadz ini, kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Budi Luhur dengan mengambil jurusan Teknik Informatika.
Pada 2018 lalu, pemilik akun Twitter @haikal_hassan ini pernah dilaporkan karena menyebut Habib bukan keturunan Nabi Muhammad melainkan keturunan Abi Thalib.
Reporter: Sanusi.
Editor: Shakira