PARA TERORIS ITU KAUM AL-KHAWARIJ
Oleh: KH. Ahmad Ishomuddin (Rais Syuriyah PBNU)
Menurut al-Syahrastani dalam Kitab al-Milal wa al-Nihal, yang dimaksud dengan al-Khawarij ialah setiap mereka yang keluar "tidak patuh dan memberontak" kepada al-imam al-haq (pemimpin pemerintahan yang benar/sah) yang telah disepakati oleh jamaah/rakyat." Ada banyak nama lain dari al-Khawarij ini, di antaranya adalah al-Haruriyyah dan al-Muhakkimah.
Para sejarawan muslim terdahulu menyatakan, bahwa pemula sekte al-Khawarij bernama Abdullah bin al-Khuwaishirah al-Tamimi. Sebuah hadits bersumber dari Abi Sa'id, ia berkata, manakala Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallama membagi (ghanimah), Abdullah bin al-Khuwaishirah al-Tamimi datang, lalu ia memprotes, "Bersikap adillah wahai Rasulullah!" Lalu Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallama menjawab, "Celaka kamu! Siapa yang bisa bersikap adil jika saya saja (kamu tuduh) tidak adil?" Umar bin al-Khaththab berkata, "Izinkan saya memenggal lehernya!" Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallama bersabda, "Biarkan dia! Sesungguhnya dia mempunyai pengikut yang salah seorang di antara kalian meremehkan shalatnya bila dibandingkan shalat mereka dan meremehkan puasanya bila dibandingkan dengan puasa mereka. Namun, mereka keluar dari Agama Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya." (HR. al-Bukhari).
Kisah di atas menjelaskan bahwa, pemula kaum al-Khawarij, Dzu al-Khuwaishirah, berani berburuk sangka dan nekad berkata tidak pantas kepada Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallama, menuntut beliau untuk bersikap adil karena ia kuatir dirugikan, merasa dizalimi, atau merasa sedang memperjuangkan tegaknya keadilan. Ia merasa benar karena sedang menuntut keadilan. Ia berbicara tentang perlunya bersikap adil, jangan bersikap zalim. Tetapi ia begitu ceroboh, salah besar, tuntutannya itu meluncur salah alamat, ditujukan kepada Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallama, seorang yang berakhlak sangat mulia, sangat adil, dan amat jauh dari kezaliman.
Kaum teroris saat ini juga memiliki kemiripan sifat dengan kaum al-Khawarij di atas. Mereka sama-sama menggunakan cara-cara kekerasan dalam mencapai tujuan yang diyakininya, baik kekerasan verbal maupun non verbal. Selain itu, kaum teroris tidak mau mengakui, tidak tunduk, dan melawan kepada pemerintahan yang sah. Meskipun para pemimpin pemerintahan telah berjuang maksimal untuk bersikap seadil-adilnya kepada seluruh rakyat, kaum teroris itu tetap merasa selalu dizalimi, dirugikan, dan merasa berada dalam kebenaran. Kaum teroris mempunyai pengikut yang terlihat secara lahiriah amat taat beribadah dalam beragama, yang sanggup membuat kalangan awam merasa minder, namun ucapan dan perilaku mereka sesungguhnya telah membuat mereka terlepas dari agama yang dianutnya, secepat anak panah meluncur lepas dari busurnya.
Perlawanan "jihad" kaum teroris khususnya di seluruh wilayah NKRI itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang harus selalu diwaspadai, harus dilawan tanpa perlu rasa takut, dan jika telah tertangkap dan diadili, mereka itu wajib dihukum dengan hukuman yang menjerakan. Mereka hanyalah para pembajak Ajaran Islam untuk suatu kepentingan politik. Kaum teroris itu tersesat jauh menyimpang dari hakikat kebenaran Islam, sedangkan Ajaran Islam yang sesungguhnya juga jauh dari yang digambarkan oleh ucapan dan perilaku kaum teroris yang mencabik rasa aman dan damai di hati setiap manusia normal.
(KH.Ahmad Ishomudin/Rais Syuriyah PBNU)