Korban Akidah Mujassimah: Allah Membungkus Semesta - HWMI.or.id

Wednesday, 10 March 2021

Korban Akidah Mujassimah: Allah Membungkus Semesta



Sebelumnya saya sudah menulis status berjudul "Pedoman Arah Bawah" yang mengungkap betapa absurd nalar para mujassim yang selalu ngotot berkata bahwa Allah bertempat di lokasi paling tinggi sedangkan makhluk diciptakan di bawah-Nya. Kalau ada arag atas dan bawah sewaktu alam semesta belum diciptakan oleh Allah, lalu apa pedoman arah bawahnya sehingga bisa dikatakan bahwa makhluk ada di bawah Allah? Tidak ada jawaban memuaskan atas tulisan saya tersebut sebab memang ajaran sesat hanya berdasarkan asumsi khayalan. 

Di salah satu lapak luar negeri, saya menemukan orang yang mencoba menjawab dilema itu. Dia mencoba menjelaskan bahwa alam semesta hanya punya arah atas, tidak ada arah bawahnya. Ini berbeda dari keterangan Syaikh Ibnu Taymiyah, sang penyeru akidah absurd ini, yang kapan-kapan akan saya bahas tersendiri saja. Dalam penjelasan orang itu, seperti terlihat di SS, dia mencoba memakai kata "muhith" yang artinya meliputi atau membungkus dari segala arah.

Argumennya simpel sesimpel pemahaman anak TK. Dia bilang:

"Langit meliputi bumi

Kursi meliputi langit

Arasy meliputi kursi

Allah meliputi Arasy

Karena bumi bulat, maka segala yang meliputi kita disebut "atas" dan tidak ada arah bawahnya."

Dari ucapan itu dapat disimpulkan, karena bumi ini bulat, maka otomatis langit yang meliputinya juga bulat atau berbentuk lain yang intinya mempunyai rongga di tengahnya untuk ditempati bumi sehingga ia meliputinya. Hal yang sama berlaku pada kursi, Arasy dan bahkan Allah yang meliputi hal lain di dalamnya. Artinya dalam akidah goblok ini seluruh semesta ada di dalam Allah dan dibungkus oleh Allah. Sudah jelas kan sesatnya?

Ulama salaf membahas kekeliruan akidah goblok itu dengan pernyataan seperti bahwa Allah tidak bertempat di hal-hal yang berawal mula (hawadits/makhluk) dan hal-hal yang berawal mula juga tidak bertempat di Allah. Sebagian menyebut makna ini dengan istilah ba'in 'anil khalq atau tidak terkait dengan makhluk.

Maunya dia lepas dari dilema "atas-bawah" lalu masuk pada dilema "luar-dalam". Namun sebenarnya dia juga tetap tak terlepas dari dilema "atas-bawah" dengan imajinasinya tersebut. Dia hanya menyoroti hal-hal yang ada di luar bumi tempat manusia ini, semisal awan, matahari, bintang dan langit secara umum yang dia sebut "ada di atas kita". Tetapi dia lupa bahwa di bawah kita ini juga ada banyak hal yang bisa dibahas dan disebut sebagai di bawah manusia. Jadi, dalam perspektif makhluk, arah bawah itu ada, tidak hanya arah atas. Dalam status sebelumnya saya menjelaskan bahwa pedoman arah atas bawah adalah gravitasi.

By. AWA

#HubbulWathonMinalIman

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda