Protes MUI ke Mendikbud yang Hilangkan Frasa Agama
Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJP) merupakan tuntunan dalam merancang sekaligus mengarahkan pendidikan nasional, dalam PJP dimasukkan berbagai unsur yang mengandung keindonesiaan sehingga karakter bangsa tetap melekat, disamping itu, unsur agama tidak pernah dihilangkan sehingga generasi bangsa tetap menjadi insan yang berpendidikan dan bertakwa.
PJPN 2020-2035 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam draf yang baru justeru menghilangkan frasa agama dan diganti dengan akhlak dan budaya. Hal inilah yang membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa tokoh terkejut dan mempertanyakan, mengapa frasa yang menjadi roh pendidikan nasional hilang.
“Tokoh agama, termasuk Ormas, MUI, sangat terkejut dengan konsep ini. Sementara, kami di satu sisi, menginginkan dan senantiasa menyosialisasikan umat agar menjadi umat yang taat beragama,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi seperti dikutip dari laman Republika, Ahad (7/3).
Kiai Abdullah Jaidi mengatakan, agama merupakan tiang bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang didasarkan pada agama dan menjalankan syariatnya menurut agama masing-masing. Tanpa adanya agama, bangunan atau pendidikan yang sudah berjalan akan jatuh dan roboh.
Namun, ia mengatakan konsep yang diusung Kemendikbud hanya menyebutkan permasalahan yang berkenaan dengan akhlak dan budaya di Indonesia. Kiai Abdullah mengatakan frasa ‘agama’ tidak cukup diwakilkan dengan frasa ‘akhlak’ dan ‘budaya’.
Ia mengatakan, setiap agama mengajarkan bagaimana seseorang memiliki kepribadian yang baik dan berakhlak mulia, serta beriman kepada Yang Maha Kuasa. Karena itu, mengatakan, muatan agama tidak hanya berfokus pada akhlak dan budaya, melainkan juga tentang bagaimana umat bisa melaksanakan ajarannya pada segala lini kehidupan sehingga menjadi umat yang ber-Ketuhanan yang Maha Esa.
“Yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi, character building yang berkenaan dengan akhlak, merupakan hal penting. Hal ini termuat dalam ajaran agama,” kata dia.
Kiai Abdullah juga mengatakan, Pancasila sebagai dasar negara mengamanatkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, agama adalah sesuatu yang penting dan mendasar bagi bangsa Indonesia.
“Unsur agama itu adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar. Kenapa ini tidak disebutkan?” kata dia.
Selain itu, ia mengatakan, muatan agama sejatinya sejalan dengan Pasal 31 UUD 1945. Pasal 31 UUD 1945 merupakan salah satu landasan yang mengatur kegiatan pendidikan di Tanah Air. Pasal tersebut menjelaskan tentang hak tentang pendidikan dasar masyarakat.
(islamkaffah.id)