Eks Anggota Teroris Imbau Anak Muda Hindari Ustad Hijrah - HWMI.or.id

Thursday 1 April 2021

Eks Anggota Teroris Imbau Anak Muda Hindari Ustad Hijrah

 Eks Anggota Teroris Imbau Anak Muda Hindari Ustad Hijrah


Mantan anggota Polri yang sempat menjadi teroris minta anak muda hindari guru hijrah. Semua elemin masyarakat dan pihak terkait lainnya waspada terhadap sikap intoleran yang benci perbedaan. Sebab sikap intoleran dan paham radikal yang mereka ajarkan tersebut merupakan bibit terorisme.

“Kenapa kita perlu pahami itu intoleransi dan radikalisme? Kedua hal itu adalah tanda-tanda menuju terorisme. Seorang teroris sudah pasti intoleran dan radikal. Kalau orang-orang sudah punya sikap intoleran dan radikal harus kita waspadai” ujar Sofyan. Himbauan ini ia sampaikan dalam ceramahnya di kegiatan silaturahmi yang digelar Baintelkam Polri. Acara ini terlaksana di Masjid Jamie Al-Husna, Mustikajaya, Kota Bekasi, Rabu (10/3) malam.

Selain itu, masyarakat juga haru waspada dan tak mudah percaya kepada ustadz hijrah. Mereka seakan mengajak kita untuk kembali kepada kitab suci dan hadis. Padahal itu merupakan upaya kamuflase dari ajaran dan pemikiran sesungguhnya para teroris.

“Dari 3.500 teroris yang ada di Indonesia sejak tahun 2000-2020, ternyata mereka punya jargon yel-yel kembali pada Alquran dan As-Sunah,” tuturnya seperti keterangan tertulis Divisi Humas Mabes Polri.

“Kita perlu belajar dengan seseorang yang berilmu, kita percayai akhlak dan budi pekertinya,” imbuh Sofyan.

Pria yang sempat terpapar pemikiran Aman Abdurahman, pimpinan Jemaah Ansharut Daullah (JAD) ini, juga mengajak masyarakat terutama umat Islam selektif dalam memilih guru atau ustad. Sebab kini cukup banyak para pembimbing rohani tersebut yang justru ‘menyesatkan’.

“Sekarang di kalangan anak-anak muda marak istilah hijrah tetapi yang jadi masalah jika salah mencari seorang guru, ustad atau mentor yang masuk pesantren baru sehari, dua hari lalu mengkafirkan sesorang menyalahkan ini, itu menyebut ini salah, yang itu salah,” jelasnya.

“Anak-anak muda yang baru mengaji setahun, dua tahun yang baru semangat mencintai Islam. Lalu mereka meminta untuk membenci sesama umat, ini yang tidak kita inginkan,” lanjut dia.


Upaya Ustad Hijrah Pengaruhi Kalangan Milenial


Ia khawatir para anak muda yang bersikap intoleran apalagi radikal, pada akhirnya menjadi teroris. Sebab, tinggal beberapa tahap lagi bagi mereka untuk selanjutnya menjadi pelaku teror. Dirinya pun kembali mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai kondisi ini.

Sofyan berharap, masyarakat khususnya para generasi muda, tak menjadi agen pemecah belah bangsa. Serta penyebar pemikiran intoleran, radikalisme hingga terorisme, di berbagai wadah khususnya media sosial. “Yang kita khawatirkan mereka akan jadi terorisme. Anak- anak muda kita banyak yang terjebak pada pemikiran ekstrimisme. Tidak mau menghormati mazhab setempat. Makanya saya berpesan pengalaman saya dulu jangan sampai terulang dengan pada jemaah, melawan pemerintah berjihad dengan menentang hukum,” pungkasnya.


Sementara, perwakilan Baintelkam Polri, AKBP Syuhaimi berharap melalui silaturahmi ini masyarakat kian paham mengenai paham ciri dari praktik intoleransi, radikalisme hingga terorisme. Baik yang banyak berseliweran di media sosial (medsos) atau dunia maya, maupun di dunia nyata.

“Inti dari pada pertemuan silaturahim kita adalah kami yakin bapak-bapak yang hadir di sini toleransinya baik namun perlu kita tahu juga bahaya dampak negatif ketika saudara-saudara kita memiliki paham yang berbeda dengan kita. Tadi disampaikan Ustaz Sofyan dengan mulut dan jari kita dapat memecah belah bangsa kita sendiri,” ujar Syuhaimi.

Sehingga harapannya, kata dia antisipasi nantinya bisa dilakukan terhadap pemikiran-pemikiran merusak tersebut. Hingga pada akhirnya persatuan serta kesatuan bangsa senantiasa terjalin. “Harapan kami tadi apa yang disampaikan bisa jadi pedoman buat kita semua sehingga persatuan NKRI semakin kokoh untuk selamanya,” tandas Syuhaimi.


(Harakatuna.com)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda